BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) sangat dibutuhkan untuk Kabupaten Penajam Paser Utara. Terutama untuk mengatasi persoalan berbagai jenis sampah, baik organik maupun anorganik. Termasuk sampah rumah tangga.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten PPU kini menunggu penyelesaian Detail Engineering Design (DED) TPST. Pemerintah telah merencanakan pembangunan TPST sejak beberapa waktu lalu sebagai langkah pengembangan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Buluminung.
Kepala DLH PPU, Safwana, menjelaskan bahwa pihak yang membangun TPA Buluminung adalah Kementerian PUPR pada 2018. Namun kini membutuhkan perbaikan dan perluasan akibat meningkatnya volume sampah.
“TPA ini biasanya bertahan sekitar satu setengah hingga dua tahun, tergantung jumlah sampah yang masuk. Saat ini, sudah saatnya ada perbaikan dan perluasan,” ujar Safwana, Minggu (16/3/2025).
Untuk menangani permasalahan ini, DLH PPU telah menyusun dokumen DED sebagai syarat utama pembangunan dan pengembangan fasilitas TPA. Proses penyusunan DED tersebut akan selesai tahun ini sebelum menjadi usulan ke Kementerian PUPR untuk pengembangan lebih lanjut.
“Kami sudah mengajukan usulan kepada Kementerian PUPR untuk pengembangan sanitasi dan kini menunggu penyelesaian DED,” tambahnya.
SUSUN STUDI KELAYAKAN
DLH PPU juga telah menyusun studi kelayakan (Feasibility Study/FS) yang menunjukkan bahwa lokasi TPA Buluminung masih cukup tersedia untuk perluasan.
“Hasil FS memastikan lokasi pembangunan tetap pada TPA Buluminung. Lahan yang ada masih cukup luas untuk pengembangan,” jelas Safwana.
Meskipun begitu, anggaran pembangunan TPA yang lebih baik akan bergantung pada hasil kajian DED. Kementerian PUPR akan membangun fasilitas utama, sementara DLH PPU fokus menyelesaikan DED sebagai bagian dari rencana pengelolaan sampah berkelanjutan.
“Saat ini, TPA Buluminung mampu menampung sekitar 50 ton sampah setiap hari,” katanya.
Untuk mengurangi beban sampah, DLH PPU terus mengedukasi masyarakat agar hanya membuang sampah residu atau sampah yang tidak memiliki nilai ekonomis. Selain itu, program Bank Sampah yang terus berkembang juga mendapat dukungan penuh dari DLH.
“Saat ini, hampir 200 unit Bank Sampah beroperasi, termasuk Bank Sampah Induk pada kawasan pasar,” pungkasnya. (adv/bro3)