Dari Desa untuk Desa, KIM PPU Mitra Informasi Mandiri
Pranata Humas Ahli Muda Bidang Informasi, Komunikasi Publik, dan Kehumasan Diskominfo PPU, Roinald Pagayang. (BerandaPost.com)

Dari Desa untuk Desa, KIM PPU Mitra Informasi Mandiri

BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Keberadaan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus menunjukkan perkembangan positif. Hingga saat ini, lebih dari 23 KIM telah terbentuk dan aktif pada berbagai desa dan kelurahan.

Pranata Humas Ahli Muda Bidang Informasi, Komunikasi Publik, dan Kehumasan Diskominfo PPU, Roinald Pagayang menjelaskan hal tersebut. Menurutnya, desa dan kelurahan bisa membentuk KIM secara langsung melalui surat keputusan kepala desa ataupun lurah.

“Karena ini berada pada wilayah desa dan kelurahan, maka yang membentuk itu juga adalah desa dan kelurahan. Tentunya melalui SK kepala desa atau lurah,” jelasnya, Sabtu (19/4/2025).

Dukungan terhadap KIM tidak hanya datang dari tingkat desa dan kelurahan, tetapi juga dari pemerintah provinsi hingga pusat. Bentuk dukungan ini beragam, mulai dari pembinaan hingga pemberian penghargaan melalui penyelenggaraan berbagai lomba secara berkala.

Ia mengatakan bahwa KIM telah berjalan lebih dari tiga tahun dan terus berkembang meski masih menemui beberapa kendala, terutama terkait sumber daya manusia (SDM).

“Setiap desa dan kelurahan itu punya tantangan yang berbeda-beda. Kendala yang paling sering kami dengar adalah SDM,” kata Roinald.

Ia menambahkan bahwa KIM merupakan gerakan sukarela dari masyarakat untuk masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi setiap desa dan kelurahan untuk menggali potensi yang ada. Sehingga KIM yang sudah terbentuk dapat berjalan mandiri dan berdaya guna.

KERJA SUKARELA DARI DESA UNTUK DESA

Roinald juga mengingatkan bahwa tidak ada honor atau gaji tetap untuk anggota KIM. Sehingga penting untuk membangun pemahaman bahwa keterlibatan dalam KIM berdasarkan semangat sukarela.

“Kalau mereka bisa menghasilkan sesuatu, itu untuk mereka sendiri. Misalnya, mereka bisa membantu masyarakat mendesain, mencetak baliho, atau mengelola informasi komunitas,” ujarnya.

Dalam era digital saat ini, Roinald menyatakan bahwa tantangan lain yang KIM hadapi adalah pengelolaan platform digital seperti website dan media sosial. Ia menekankan pentingnya konsistensi dalam mengelola informasi agar KIM tetap relevan dan terpercaya oleh masyarakat.

Melalui sosialisasi yang rutin, pihaknya terus mendorong desa dan kelurahan lain yang belum membentuk KIM untuk segera mengajukan pembentukan. Dengan demikian, informasi pada tingkat masyarakat bisa tersebar lebih cepat, akurat, dan terpercaya.

“Jika kita tinggalkan dua atau tiga hari saja, rating-nya langsung turun. Harus ada orang yang memang punya komitmen dan tertarik pada bidang ini,” tuturnya. (adv/bro3)