BERANDAPOST.COM, SAMARINDA – Kalimantan Timur (Kaltim) masuk 10 besar nasional dalam Indeks Daya Saing Digital Nasional 2025. Menempati peringkat ke-8 dan menjadi satu-satunya wakil Kalimantan.
Peringkat tersebut berdasarkan laporan East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2025. Melansir laman Pemprov Kaltim dan Bisnis.com, Jumat (30/5/2025), Kaltim memeroleh skor 47,9.
Poin tersebut unggul jauh dari Kalimantan Selatan (Kalsel) yang berada pada posisi kedua regional dengan skor 41,2. Kalsel bahkan berada pada peringkat 15 nasional.
Menurut Co-Founder East Ventures, Willson Cuaca, salah satu kemajuan terbesar tahun ini adalah meningkatnya penggunaan internet oleh pekerja. Termasuk meluasnya akses jaringan 3G dan 4G setiap desa.
“Tren ini menunjukkan arah positif bagi digitalisasi nasional,” ungkapnya.
Namun, Willson juga mengingatkan bahwa kesenjangan antarwilayah masih ada, meski mulai menyempit. Tahun ini, selisih skor antara provinsi terbaik (DKI Jakarta) dan terendah (Papua Pegunungan) turun menjadi 56,9 poin dari sebelumnya 60,4.
Selain itu, capaian ini tidak lepas dari kontribusi tiga kota utamanya. Yakni Samarinda pada peringkat 14 nasional dengan skor 49,3. Kemudian Balikpapan posisi 15 dengan skor 48,0 dan Bontang peringkat 47 dengan 42,6.
BERAU MASUK 100 BESAR
Bahkan, Kabupaten Berau yang tergolong jauh dari pusat pertumbuhan ekonomi Kaltim, berhasil masuk 100 besar dengan peringkat 89. Ini membuktikan bahwa letak geografis bukan hambatan, selama ada komitmen pemerintah daerah membangun infrastruktur digital.
Jika membandingkan dengan provinsi lain untuk Kalimantan, jarak skor antara Kaltim dan pesaing terdekatnya cukup mencolok. Kalsel yang menunjukkan kemajuan, masih tertinggal 6,7 poin.
Sedangkan Palangka Raya (Kalteng) mencatat skor 45,4 dan berada pada posisi 31 nasional. Kemudian untuk Pontianak (Kalbar) cukup kuat dengan skor 46,8 atau peringkat 23.
Sementara itu, Tarakan (Kaltara) justru mengalami penurunan signifikan, yakni menempati peringkat 128 nasional dengan skor 32,6.
Bagi Kalimantan Timur, posisi ini adalah sinyal kuat bahwa provinsi ini siap menjadi motor penggerak digitalisasi, apalagi dalam perannya sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN). Dengan terus memperkuat infrastruktur, pemerataan akses, dan kualitas SDM digital, Kaltim berpotensi menjadi barometer digital untuk wilayah Indonesia Timur. (*/bro2)