Dinkes PPU Perkuat Penanganan Malaria di Wilayah Terpencil
Penata Kelola Layanan Kesehatan, Dinkes PPU, Ponco Waluyo. (BerandaPost.com)

Dinkes PPU Perkuat Penanganan Malaria di Wilayah Terpencil

BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengintensifkan penanggulangan malaria, terutama untuk wilayah-wilayah terpencil dan perbatasan. Salah satu strategi utamanya adalah dengan pemberdayaan kader malaria dari kalangan Mobil Migran Populasi (MMP).

Penata Kelola Layanan Kesehatan Dinas Kesehatan PPU, Ponco Waluyo mengatakan, kader MMP tersebut mampu menjangkau komunitas-komunitas dengan akses terbatas.

“Kami memiliki sekitar 50 kader malaria aktif yang tersebar seluruh kecamatan. Mereka menjadi ujung tombak kami dalam menjangkau wilayah-wilayah jauh, seperti Sotek yang berbatasan dengan Kabupaten Paser dan Kutai Barat. Termasuk spot-spot lain seperti Riko dan Bukit Subur,” ungkap Ponco Waluyo, Selasa (10/6/2025).

Ia menjelaskan, kader MMP ini juga bertugas pada wilayah perbatasan yang berbagi batas alam dengan Kutai Kartanegara dan Balikpapan, termasuk area rawan malaria seperti Sungai Wain dan Bukit Bangkirai.

“Mereka sangat membantu kami dalam pendeteksian, mengedukasi masyarakat, hingga mendistribusikan alat perlindungan diri seperti kelambu,” tambahnya.

DAPAT BANTUAN KELAMBU

Pihaknya juga mencatat, pada tahun 2025 mendatang, kabupaten ini akan menerima bantuan 64.500 kelambu insektisida dari pemerintah. Kelambu tersebut akan pihaknya bagi secara merata ke empat kecamatan, yakni Sepaku, Babulu, Waru, dan Penajam. Distribusi khusus juga akan fokus ke titik-titik yang masih menjadi hotspot kasus malaria seperti Sotek, Riko, dan Semoi II.

“Untuk tahun 2024, status zona peta malaria kita sudah kuning, dan pada 2025 target kita adalah zona hijau. Ini tentu tidak mudah, tapi dengan kerja keras seluruh tim, kami optimistis bisa menurunkannya,” ujar Ponco.

Ia menyebut, target Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur adalah menurunkan angka kasus malaria hingga 50 persen dari total 568 kasus yang tercatat sebelumnya. Hingga Mei 2025, Kabupaten PPU telah mencatat 83 kasus. Ponco juga berharap jumlah tersebut tidak melebihi 250 kasus sepanjang tahun berjalan.

“Penurunan kasus malaria ini bukan sekadar angka, tapi menyangkut keselamatan warga yang tinggal pada daerah-daerah yang rentan. Dengan dukungan masyarakat dan semua pihak, kami yakin bisa mencapai target eliminasi malaria secara bertahap,” tegas Ponco.

Menurut Ponco, upaya penguatan layanan kesehatan juga menjadi bagian penting dalam mendukung kesiapan wilayah sebagai kawasan penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), yang menuntut sistem kesehatan masyarakat yang tangguh dan responsif. (adv/bro3)