BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) upayakan memperluas akses digital bagi masyarakat desa. Yakni dengan mengajukan pembangunan infrastruktur internet untuk lima desa. Pasalnya, lima desa tersebut mengalami kendala jaringan atau berada dalam zona blank spot.
Adapun lima desa itu adalah lima desa itu adalah Desa Rawa Mulia, Sri Raharja, Gunung Makmur, Api-Api, dan Bukit Subur.
Kepala Bidang (Kabid) Aplikasi Informatika dan Persandian Diskominfo PPU, Syafruddin Lamato, mengatakan, pihaknya telah mengusulkan kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) untuk masuk dalam Program Internet Desa, yang jadwalnya berjalan pada pertengahan tahun 2025.
“Program dari kami sudah berjalan, baik melalui pengusulan kepada kementerian maupun kepada provinsi. Beberapa titik bahkan sudah ada verifikasi langsung oleh pihak kementerian,” jelas, Syafruddin Lamato, Jumat (13/6/2025).
Menurutnya, langkah ini menjadi bagian dari strategi bertahap untuk mengatasi keterbatasan jaringan pada 32 desa yang masih memerlukan dukungan infrastruktur telekomunikasi. Pada tahap awal, lima desa mendapatkan prioritas karena memiliki kebutuhan paling mendesak.
“Karena itu urgent, sama sekali tidak ada fasilitas internet. Yang kita nyatakan blank spot itu benar-benar belum terjangkau jaringan,” ujarnya.
PERCEPATAN REALISASI MENARA PEMANCAR
Selain itu, pihaknya juga menyambut baik perhatian Pemprov Kaltim yang telah melakukan kunjungan langsung untuk mendukung program Internet Desa. Harapannya dengan dukungan dari program Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud ini, dapat mempercepat realisasi pembangunan menara pemancar pada wilayah-wilayah prioritas.
“Program dari Pak Gubernur juga sangat sejalan dengan upaya kami. Ini menambah optimisme bahwa pemerataan akses internet bisa segera terwujud,” tambah Syafruddin.
Ia menambahkan, pembangunan menara telekomunikasi saat ini menjadi fokus utama karena lebih efektif dan berkelanjutan daripada solusi sementara seperti repeater.
Sebelum itu, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan tim dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) agar penempatan menara sesuai dengan titik koordinat.
“Namun sejak perubahan nomenklatur kementerian, sekarang kami sudah tidak berkomunikasi lagi. Nah, melalui Internet Desa ini, kami upayakan agar ketersediaan akses internet dapat menyentuh wilayah pedesaan,” pungkasnya. (adv/bro3)