Kemiskinan Turun, Ekonomi PPU Tumbuh 30,68 Persen
Sekretaris Bapelitbang PPU, Ade Rianto Embongbulan. (Berandapost.com)

Kemiskinan Turun, Ekonomi PPU Tumbuh 30,68 Persen

BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (Pemkab PPU) mencatat sejumlah capaian positif dalam pembangunan daerah. Khususnya menjelang penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029.

Sekretaris Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) PPU, Ade Rianto Embongbulan, memaparkan perkembangan tersebut saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD yang berlangsung dalam Aula Lantai III Kantor Bupati PPU, Selasa (24/6/2025).

Salah satu capaian penting yang ia sampaikan adalah penurunan angka kemiskinan. Pada 2024, jumlah penduduk miskin tercatat sebesar 6,69 persen atau sekitar 10.780 jiwa.

Ade menilai pencapaian ini sebagai kabar baik karena menunjukkan bahwa program-program pembangunan daerah telah memberikan dampak nyata, khususnya bagi kelompok rentan.

“Angka ini mengalami penurunan signifikan sebesar 2,3 persen daripada tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 12.000 jiwa,” ujar Ade.

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi PPU menunjukkan lonjakan luar biasa. Pada 2024, pertumbuhan ekonomi daerah mencapai 30,68 persen.

Ade menjelaskan bahwa pembangunan masif pada kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi salah satu faktor utama yang mendorong lonjakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), khususnya dari sektor konstruksi.

“Mudah-mudahan kita bisa merasakan bersama bahwa ada peningkatan ekonomi. Kalau tidak, ya berarti perlu ada koreksi lebih lanjut,” tambahnya.

TEKAN INFLASI DAN HARGA BARANG

Meski capaian pembangunan menunjukkan tren positif, Ade juga menyoroti tantangan yang perlu segera diatasi, khususnya terkait inflasi dan harga kebutuhan pokok.

Ia menyebutkan bahwa inflasi PPU pada Mei 2025 tercatat sebesar 1,27 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 109,5. Artinya, harga barang-barang kebutuhan pokok dalam PPU lebih tinggi ketimbang daerah tetangga seperti Balikpapan, Samarinda, dan Berau.

“PPU sebagai daerah produsen pangan seharusnya bisa lebih stabil dalam harga bahan pokok. Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama agar daya beli masyarakat tetap terjaga dan distribusi komoditas lebih efisien,” jelas Ade.

Melalui forum Musrenbang ini, Pemkab PPU mendorong seluruh pemangku kepentingan agar menyelaraskan program dan kebijakan pembangunan lima tahun ke depan. Tujuannya agar pembangunan menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat serta potensi lokal.

“Dengan komitmen bersama dan sinergi yang kuat, kita optimistis RPJMD 2025–2029 akan menjadi pijakan penting menuju PPU yang lebih maju, sejahtera, dan berdaya saing,” pungkasnya. (adv/bro3)