BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Permintaan pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA) melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir. Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) bekerja lebih keras untuk melayani masyarakat yang membeludak.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dukcapil PPU, Dony Ariswanto, menjelaskan bahwa lonjakan permohonan KIA terjadi akibat kebijakan dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB). Ya, KIA menjadi syarat utama untuk masuk ke jenjang SD hingga SMP.
“Kami memang menerima lonjakan permohonan secara manual dalam beberapa hari terakhir. Biasanya kami mencetak 50–70 KIA per hari. Tapi sekarang melonjak drastis, sampai 400 kartu setiap harinya,” ungkap Dony, Jumat (27/6/2025).
Dukcapil telah menyediakan beberapa alternatif layanan untuk mempercepat proses penerbitan kartu, seperti layanan manual, program Serambi Nusantara, serta pemanfaatan Identitas Kependudukan Digital (IKD).
“Kalau masyarakat sudah pakai aplikasi IKD, KIA bisa langsung muncul. Tinggal upload foto anak, otomatis jadi kurang dari satu menit,” terang Dony. Sayangnya, tingkat penggunaan aplikasi ini masih rendah, baru sekitar 30 persen.
Meski begitu, capaian KIA wilayah ini sudah mencapai 78 persen dari total anak yang memiliki Akta Kelahiran. Dukcapil juga mengimplementasikan layanan Three in One, yakni dalam satu kali pengurusan, masyarakat langsung memperoleh Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, dan KIA.
“Untuk anak usia 0–5 tahun, kami tidak minta foto. Tapi yang usia 5 sampai 17 tahun, harus update foto. Itu yang prosesnya sekarang sedang ramai,” tambahnya.
KIA SYARAT WAJIB MASUK SEKOLAH
Humas Disdikpora PPU, Suhartini, membenarkan bahwa kepemilikan KIA kini menjadi syarat wajib pendaftaran sekolah.
“Dengan memiliki KIA, calon siswa dapat terdaftar secara administratif dan memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang valid,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa KIA sangat penting untuk mempercepat layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, perbankan, hingga transportasi.
Sementara itu, Ketua RT 02 Kelurahan Jenebora, Muhammad Arizal Rahman, turut membantu warganya mengurus KIA. Ia memilih turun langsung ke lapangan untuk mempercepat proses, mengingat lokasi warga yang terpencil.
“Saya ajukan dulu lewat Serambi Nusantara, nanti setelah dapat PIN dan QR Code via email atau SMS, tinggal cetak ke Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM),” jelasnya.
Arizal menilai Dukcapil telah rutin melakukan sosialisasi ke desa-desa, tetapi respons masyarakat masih minim. “Mereka baru sadar pentingnya KIA setelah jadi syarat masuk sekolah,” ujarnya.
Ia menyarankan agar sosialisasi berjalan lebih intensif.
“Program jemput bola harus lebih sering lagi. Masyarakat perlu paham bahwa KIA bukan hanya formalitas, tapi penting untuk masa depan anak-anak kita,” tegasnya.