“Way Back Home” Kisahkan Budaya Dayak dan Paser, Tayang di Balinale 2025
Imelda Budiman (tengah) berbagi pengalaman selama syuting Way Back Home (Buen) di pedalaman Kaltim. (Istimewa)

“Way Back Home” Kisahkan Budaya Dayak dan Paser, Tayang di Balinale 2025

BERANDAPOST.COM, DENPASAR – Film Way Back Home (Buen) sukses memotret keindahan budaya Suku Dayak dan Paser di Kalimantan Timur (Kaltim).

Film ini mendapat kehormatan tampil pada Bali International Film Festival (Balinale) 2025. Tayang perdana pada pembukaan festival, film ini berhasil masuk dalam seleksi resmi Balinale yang kini telah berstatus Oscar Qualifying Festival.

Film hasil kolaborasi antara PIM Pictures dan Shanaya Films. Andibachtiar Yusuf menjadi sutradara dan produsernya adalah Agustinus Sitorus. Sedangkan Imelda Budiman, selain membintangi film ini, ia juga bertindak sebagai Executive Producer.

Dalam film ini, Imelda memerankan Ratih, seorang perempuan Jawa yang menjalin cinta dengan Mesala, pria dari Kaltim. Cerita film juga membawa penonton menyelami kehidupan adat dan nilai-nilai keluarga dalam konteks budaya lokal yang jarang terangkat ke layar lebar.

“Cerita ini sangat kuat dan dalam. Tentang luka lama, tentang keluarga, dan tentang bagaimana kita bisa berdamai dengan masa lalu demi masa depan yang lebih baik,” kata Imelda, Sabtu (7/6/2025).

TITIK 0 IKN JADI LOKASI SYUTING

Yang juga membuat film ini semakin unik adalah lokasi syutingnya yang benar-benar berada dalam jantung Kaltim. Imelda mengisahkan bagaimana mereka mengambil gambar pada titik 0 KM Ibu Kota Nusantara (IKN), tepatnya kawasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU), jauh sebelum wacana pemindahan ibu kota negara mencuat.

“Kami syuting ke pedalaman saat bulan Ramadan. Untuk mencapai wilayah Suku Dayak Mahakam Ulu, kami harus naik perahu selama 12 jam. Air bersih sangat sulit, saya bahkan harus mandi pakai air botol kemasan. Internet? Hampir tidak ada sama sekali,” kenangnya.

Proses syuting yang menantang ini menambah kesan mendalam bagi seluruh kru, termasuk Imelda. Ia bahkan menyebut pengalaman tersebut sebagai misi budaya yang layak sebagai persembahan bagi dunia internasional.

Dengan Way Back Home, Imelda Budiman dan tim membawa penonton menjelajahi ruang yang belum banyak tersentuh film Indonesia, pedalaman Kalimantan yang penuh nilai, tradisi, dan cerita yang layak dikisahkan.

“Saatnya dunia tahu cerita dari tanah Dayak dan Paser,” pungkas Imelda.

SEKILAS BALINALE 2025

Balinale 2025 sendiri menjadi tonggak penting bagi film-film Indonesia. Festival ini menghadirkan lebih dari 70 film dari 32 negara, termasuk 8 world premiere, 25 Asia premiere, dan 16 international premiere. Sebanyak 23 film Indonesia turut tampil dalam rangkaian festival tahun ini.

Deborah Gabinetti, pendiri dan Direktur Festival Balinale, menyatakan bahwa festival tahun ini menjadi titik balik penting.

“Balinale, dengan status Oscar qualifying festival mulai tahun ini, semakin percaya atas kekuatan narasi yang menghubungkan, menantang, dan menginspirasi,” ujarnya.

JADI MEDIA PROMOSI PPU

Sementara itu, apresiasi juga datang dari Kalimantan Timur. Nicko Herlambang, Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten PPU, mengaku bangga wilayahnya bisa tampil pada panggung internasional melalui sinema.

“Ini bukan hanya film, ini juga bentuk promosi daerah yang elegan. Buen membawa pesan kuat tentang pentingnya infrastruktur untuk kemajuan, sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya lokal kami ke dunia,” ujar Nicko.

Menurutnya film ini telah berkontribusi bagi pengembangan SDM lokal dan membuka cakrawala baru bagi generasi muda PPU untuk terlibat dalam proses kreatif dalam menyampaikan pesan dan pengalaman melalui dunia sinematografi.

“Anak-anak muda dari daerah kami pun terlibat langsung dalam proses syuting hingga ke Mahakam Ulu,” imbuhnya.