Alhamdulillah Kebakaran di Kilang Balikpapan Padam

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Kebakaran di dalam kawasan Kilang Pertamina Balikpapan terjadi sekira pukul 04.11 Wita atau pada Sabtu (25/5/2024) subuh. Kobaran api terlihat sangat besar dan tampak dari kejauhan.

Warga yang mengetahui pun mengabadikan kejadian tersebut menggunakan kamera ponsel dan membagikan ke berbagai lini masa media sosial, termasuk grup WhatsApp.

Kini kebakaran yang cukup bikin waswas masyarakat sekitar Kilang Pertamina telah padam. Tim Pemadam berhasil menangani kejadian di CDU IV Kilang Balikpapan pada pukul 07.30 Wita. Upaya pendinginan dilakukan untuk mencegah timbulnya api kembali.

Tim Pemadam Kilang Balikpapan didukung oleh 7 unit mobil pemadam milik PT KPI RU V dan 1 unit mobil pemadam dari Pertamina Grup di Balikpapan diturunkan dalam kejadian tersebut. Pemadam statis (fire ground) yang berada di sekitar lokasi pun diaktifkan untuk membantu pemadaman dan melokalisir sumber panas.

General Manager Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan, Bayu Arafat mengatakan tim terus memastikan tidak ada sumber panas di area kejadian.

“Alhamdulillah, Tim Pemadam telah berhasil menguasai kondisi dan saat ini tengah dilakukan upaya pendinginan,” ungkap Bayu Arafat.

Lokasi kejadian masih berada di area kilang sehingga tidak berdampak langsung kepada masyarakat. Namun Pertamina terus memastikan bahwa kejadian ini tidak memberikan dampak bagi masyarakat sekitar.

“Selain itu, monitoring produksi BBM juga kami lakukan untuk memastikan suplai ke masyarakat tidak terganggu,” ungkap Bayu.

Tidak ada korban atas kejadian ini dan asal mula terjadinya kebakaran masih diinvestigasi oleh tim internal Pertamina.

“Sekali lagi terima kasih kepada seluruh stakeholder atas doa dan dukungan yang diberikan, sehingga kejadian ini dapat segera ditangani dengan maksimal,” pungkas Bayu. (*/bro2)

TA Revamp Kilang Balikpapan, Pengaruhnya terhadap Pasokan BBM dan Proyek Ekspansi RDMP

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Proses Turn Around-Plant Stop Revamp, atau yang disebut TA Revamp, sedang berlangsung di Kilang Balikpapan. Ini dilakukan untuk menghubungkan kilang yang sudah ada dengan kilang baru, menyebabkan produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) dihentikan sementara. Dalam proses integrasi dengan proyek ekspansi kilang, kehati-hatian ekstra sangat diperlukan.

“Tetapi kebutuhan BBM dari kilang tetap terpenuhi. Meskipun sedang dilakukan TA Revamp,” kata Area Manager Comm, Rels & CSR RU V Balikpapan, Dodi Yapsenang, Sabtu (23/3/2024).

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan memastikan pemenuhan kebutuhan Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan untuk pasokan BBM dan LPG.

“Jadi pasokan untuk Patra Niaga tetap terpenuhi. Namun, untuk suplai dari daerah lain, mungkin Patra Niaga yang lebih mengetahui,” ujarnya.

Dodi menyatakan bahwa stok BBM masih tersedia untuk wilayah Kalimantan hingga Indonesia bagian timur. Meskipun kilang sedang dalam proses TA Revamp, pendistribusian masih tetap dilakukan.

“Stok cukup untuk TA Revamp selama 58 hari sejak 15 Februari lalu. Kami yakin dapat mencapai target tersebut,” katanya dengan optimis.

TA Revamp merupakan bagian dari proyek revitalisasi kilang atau RDMP (Refinery Development Master Plan) Balikpapan. Proyek ekspansi dengan nilai investasi US$7,2 miliar atau sekitar Rp108 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.000), ditargetkan selesai pada 2025, menjadikan kilang ini yang terbesar di Indonesia, bahkan melampaui kapasitas Kilang Cilacap.

“Kami juga meminta maaf atas gangguan yang mungkin dialami masyarakat selama TA Revamp. Kami tidak dapat mengontrol setiap pekerja secara individual. Jadi, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan tersebut,” ungkapnya.

Area Manager Comm, Rels & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra, menambahkan bahwa stok BBM mereka berasal dari kilang-kilang lain di Indonesia.

“Kami mendapatkan BBM dari berbagai sumber, termasuk Kilang Balikpapan,” tambahnya.

Pasokan BBM ini disalurkan melalui berbagai terminal, termasuk Terminal Terpadu (Integrated Terminal), Terminal Bahan Bakar (Fuel Terminal), dan Terminal Bahan Bakar Penerbangan (Aviation Fuel Terminal) untuk Avtur. Mereka juga menggunakan sistem pengiriman dari kapal ke kapal (ship to ship).

“Ada kapal besar di Teluk Balikpapan yang akan menyuplai stok hingga ke Kalimantan Timur,” jelas Arya.

Saat ini, Kilang Cilacap memproses 345 ribu barel minyak per hari (BPH), sementara Kilang Balikpapan akan meningkatkan produksi dari 260 ribu menjadi 360 ribu BPH sekaligus menaikkan kualitas BBM setara standar Euro 5 ketika RDMP selesai.

Dengan demikian, proses TA Revamp di Kilang Balikpapan memiliki dampak yang signifikan terhadap pasokan BBM di wilayah tersebut, sambil mengejar target untuk menjadi kilang terbesar di Indonesia. (bro2)

RDMP Demi Warisan Energi Masa Depan

BERANDAPOST.COM, JAKARTA – Kebutuhan masyarakat akan Bahan Bakar Minyak (BBM) terus meningkat setiap tahunnya, mendorong Pertamina untuk menjawab tantangan tersebut melalui program pengembangan kilang. Salah satu inisiatif terbesar yang tengah digelar adalah Refinery Development Master Plan (RDMP) di Kilang Balikpapan.

“Proyek RDMP Balikpapan adalah tonggak sejarah bagi Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional,” ungkap Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y Nasroen.

Dengan dua instalasi Crude Distillation Unit (CDU) berkapasitas total 260 ribu barrel per hari, Kilang Balikpapan telah beroperasi sejak tahun 1997. Melalui RDMP, kapasitas produksi kilang ini akan meningkat menjadi 360 ribu barrel per hari.

Proyek ini melibatkan 5.203 peralatan dengan total berat 110 ribu ton, setara dengan 4,5 kali berat patung Liberty di New York. “Kami fokus pada aspek HSSE untuk memastikan keberlangsungan operasional dan proyek secara bersamaan,” tambah Hermansyah.

Pencapaian proyek ini termasuk pemasangan peralatan RFCC terbesar di Kilang Balikpapan, dengan berat melebihi 1.000 ton. Peralatan ini bahkan 12 kali lebih berat dari pesawat Boeing 737-800.

Selain itu, Propane/propylene Splitter yang setinggi 110 meter, setara dengan gedung 30 lantai, juga menjadi prestasi proyek ini. Pemasangan kabel elektrikal sepanjang 5 ribu km, setara dengan jarak Jakarta – Seoul, juga mencatatkan pencapaian signifikan.

Para pekerja memasuki kawasan Kilang Balikpapan. RDMP bertujuan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 360 ribu barel per hari. (Istimewa)

Dukungan dari 22.983 pekerja menghidupkan aktivitas sosial di sekitar kilang, meningkatkan sektor penginapan dan penyediaan makanan lokal. Kontribusi pada sektor ketenagakerjaan juga menekankan pemberdayaan pekerja lokal.

“RDMP Balikpapan akan selesai pada tahun 2025, menjadi salah satu prestasi terbesar Pertamina,” tandas Hermansyah.

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mendedikasikan diri pada prinsip ESG (Environment, Social & Governance) dan telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC).

KPI berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal UNGC dalam menjalankan operasionalnya dengan profesionalisme, menjadikannya Perusahaan Kilang Minyak dan Petrokimia kelas dunia dengan tata kelola yang bertanggung jawab. (*/bro2)