NASIONAL
Beranda / TOPIK / NASIONAL / Kisah Babinsa Menembus Belantara Meratus untuk Mengawal Logistik Pemilu

Kisah Babinsa Menembus Belantara Meratus untuk Mengawal Logistik Pemilu

Babinsa Kodim 1002 HST melintasi jembatan rusak saat mengawal pendistribusian logistik Pemilu menembus belantara Meratus. (Istimewa)

BERANDAPOST.COM, BARABAI – Setiap warga negara yang telah berusia 17 tahun atau pernah menikah memiliki hak untuk menyalurkan pilihannya pada Pemilihan Umum (Pemilu). Dimanapun asal dan lokasinya, hak pilih harus tetap diberikan oleh pemerintah melalui penyelenggara atau Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Logistik pun harus diantarkan mulai dari surat suara, kotak suara, bilik, alat coblos, tinta, hingga ragam formulir yang digunakan dalam Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dalam pengantaran atau pendistribusian, mendapat pengawalan dari aparat TNI dan Polri.

Tak peduli sulitnya medan dan rintangan yang harus dilalui, logistik Pemilu tetap dikirim dan dikawal hingga tiba di TPS tujuan. Seperti yang dilakukan Kopral Dua (Kopda) Zainal Hilmi, seorang Bintara Pembina Desa (Bintara) yang hampir sembilan jam berjalan kaki di tengah belantara hutan Meratus untuk mengawal pendistribusian logistik.

Kopda Zainal Hilmi merupakan prajurit Kodim 1002/HST yang tergabung dalam Korem 101 Antasari dari Kodam VI Mulawarman. Dia mengawal pengataran logistik Pemilu 2024 ke Desa Aing Bantai.

“Tim yang menuju ke Desa Aing Bantai sebanyak 16 orang terdiri dari saya sendiri dan Praka Agus Lianoor, anggota Polres Hulu Sungai Tengah empat orang dan porter (pembawa logistik Pemilu 2024) sebanyak 10 orang,” kata Kopda Zainal Hilmi, Selasa (13/2/2024).

ATR/BPN Susun RKA-K/L 2026 untuk Perkuat Pelayanan Publik

Sebelumnya, dia bersama tim dilepas dari Kantor Kecamatan Batang Alai Timur pada Minggu (11/2/2024) lalu, sekira pukul 08.00 Wita.

“Kami langsung menuju Desa Atiran sejauh lima kilometer menggunakan kendaraan roda empat dan dua,” sambungnya.

Selanjutnya dari Desa Atiran menuju Desa Batu Perahu berjarak sekitar 8,1 kilometer menggunakan kendaraan roda dua dan tiba sekitar pukul 13.30 Wita. “Kami istirahat di sana setengah jam,” ucapnya.

Perjalanan dilanjutkan menuju Desa Aing Bantai sekira pukul 14.00 Wita. Jarak yang ditempuh sejauh 16 kilometer berjalan kaki. Sepeda motor tidak bisa masuk dalam hutan belantara.

“Medan yang kami lalui sangat sulit, dari jalan setapak yang licin, bebatuan yang tajam, tak jarang akar-akar pohon melintang di jalan menambah sulitnya medan yang kami tempuh,” ungkap Kopda Zainal Hilmi.

Kunjungan Dubes RI Brunei Darussalam Dorong Investasi di IKN

Cuaca tak dapat diprediksi sepanjang perjalanan. Kadang panas, namun kabut bisa datang tiba-tiba. Panas berubah jadi dingin.

“Suhunya sampai 10 derajat,” sebutnya.

Bahkan cuaca mulai tidak bersahabat. Hujan deras mengguyur disertai suara guntur yang memecah langit. Hawa dingin pun rasanya menusuk tulang.

“Akhirnya kami putuskan untuk istirahat sambil menunggu hujan reda,” imbuhnya.

Tim akhirnya tiba di TPS 2 Desa Aing Bantai, Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada malam hari sekira pukul 22.24 Wita. “Logistik Pemilu aman, tidak ada kerusakan,” pungkasnya. (*/bro2)

Penanganan TB Anak Butuh Layanan Primer dan Gizi Optimal

Komentar

Tinggalkan Balasan