BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT ) telah menggelar program pelatihan konversi motor BBM ke Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sejak 11 hingga 14 Juni dengan melakukan Test Ride motor-motor yang telah dikonversi.
Program pelatihan ini dilaksanakan sebagai persiapan akselerasi transisi energi di Kalimantan Timur (Kaltim) dengan sasaran 10 montir andal di Balikpapan bekerja sama dengan Ikatan Motor Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (IMI Kaltim), Braja Elektrik Motor dan SMKN 6 Balikpapan.
Senior Manager Perizinan, Pertanahan dan Komunikasi PLN UIP KLT Ferdyan Hijrah Kusuma menyampaikan bahwa peserta dapat mengembangkan bengkelnya untuk melakukan perbaikan kendaraan listrik, sehingga dapat berkembang menjadi bengkel yang bisa mengkonversi motor BBM menjadi kendaraan listrik sesuai kriteria yang diharapkan oleh Kementerian ESDM.
“Kami harus memastikan bahwa fasilitator pelatihan adalah bengkel grade A di Kementerian ESDM. Yang membedakan adalah, bengkel grade A ini tidak hanya mampu mengonversi, tetapi juga ditunjuk oleh Kementerian ESDM sebagai bengkel bersubsidi untuk konversi dan dapat membantu proses pengurusan administrasi hingga mendapatkan pelat biru,” kata Ferdyan dalam rilisnya, Kamis (20/6/2024).
Ketua Bidang Wisata IMI Kaltim Sri Tristanto Hendrawan menambahkan bahwa pelatihan ini dapat membantu meningkatkan kompetensi para mekanik di Balikpapan dalam menangani kendaraan listrik.
“Kami menyambut baik langkah yang diambil PLN untuk mempersiapkan bengkel-bengkel konvensional untuk naik kelas. Hingga mampu mengikuti perkembangan zaman di tengah gencarnya pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik,” imbuhnya.
Sementara itu, Peserta Konversi Motor Listrik Deni Wijaya mengaku mendapatkan banyak pengetahuan baru dalam konversi motor BBM ke kendaraan berbasis listrik.
“Jadi memang biaya sparepart untuk melakukan konversi terbilang cukup mahal, mungkin karena belum terlalu banyak yang menggunakan. Namun, seiring banyak yang akan menggunakan nantinya, harga sparepart pasti akan mengalami penurunan,” harapnya.
Ia menyampaikan bahwa tantangan melakukan konversi adalah menempatkan baterainya di motor yang akan dikonversi. Sebab baterai ini banyak memakan tempat dan luas, juga tidak bisa ditempatkan di sembarang tempat.
Selain itu perlakuan terhadap baterai itu sendiri, walaupun baterai ini anti air, tapi harus dihindari, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Untuk waktu yang dibutuhkan dalam melakukan konversi motor BBM ke kendaraan berbasis listrik kurang lebih satu minggu, asalkan semua sparepart sudah siap semua, kita tinggal pasang saja,” pungkasnya.
General Manager PLN UIP KLT Raja Muda Siregar menyampaikan komitmen perusahaan untuk dapat memberikan kontribusinya selain dalam rangka penyediaan tenaga listrik. Yaitu untuk kegiatan sosial kemasyarakatan seperti pendidikan, lingkungan dan ekonomi.
“Sinergi kegiatan ini merupakan wujud semua pihak dalam mereduksi emisi karbon di sektor transportasi selaras dengan agenda transisi energi di tanah air,” ungkap Raja. (*/bro2)