DISKOMINFO PPU
Beranda / ADVERTORIAL / DISKOMINFO PPU / Sekda PPU Tekankan Kekompakan di PEDA KTNA Kaltim 2025

Sekda PPU Tekankan Kekompakan di PEDA KTNA Kaltim 2025

Sekda PPU Tekankan Kekompakan di PEDA KTNA Kaltim 2025
Sekda Tohar memberikan pemahaman dan pesan bagi kontingen KTNA PPU yang akan mengikuti ajang PEDA XI Kaltim 2025 di Kubar. (Istimewa)
Sekda Tohar memberikan pemahaman dan pesan bagi kontingen KTNA PPU yang akan mengikuti ajang PEDA XI Kaltim 2025 di Kubar. (Istimewa)

BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Tohar, menegaskan bahwa keberhasilan dalam ajang Pekan Daerah (PEDA) XI KTNA Kalimantan Timur (Kaltim) Tahun 2025 tidak hanya bergantung pada produk unggulan, tetapi juga pada kekompakan tim dan semangat kolektif seluruh peserta.

“Pekan daerah ini bukan kegiatan individu, tapi kegiatan dengan pendekatan kolektif,” ujar Tohar saat melepas kontingen KTNA PPU, Selasa (17/06/2025).

Tohar mengingatkan para peserta untuk menjaga soliditas dan semangat kebersamaan selama mengikuti kegiatan yang akan berlangsung pada 21-27 Juni 2025 di Taman Budaya Sendawar, Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat (Kubar).

“Maka penting untuk menjaga kekompakan agar kontingen lain tidak memandang sebelah mata terhadap kontingen kita,” tegasnya.

Tohar menekankan bahwa pelaksanaan PEDA pada dasarnya menjadi ruang untuk bertukar ilmu dan keterampilan antarpetani, bukan sekadar ajang pameran produk.

Dewi Yuliana Dampingi Selvi Ananda HUT ke-45 Dekranas di IKN

“Prinsip dasar PEDA ini adalah ruang lingkup yang pemerintah siapkan bagi para petani untuk saling tukar informasi, pengetahuan, dan keterampilan dalam mengolah produk pertanian agar bernilai ekonomi lebih tinggi,” jelasnya.

PEDA KTNA AJANG SERAP ILMU

Tohar menyatakan bahwa seluruh sektor—mulai dari pertanian, perikanan, perkebunan, hingga peternakan—dari PPU telah siap berangkat dengan membawa komoditas unggulan masing-masing.

Namun, ia menekankan bahwa hal terpenting adalah bagaimana setiap peserta dapat menyerap pembelajaran dari daerah lain dan menerapkannya untuk wilayah masing-masing.

“Tidak boleh membawa yang minus-minus, harus yang unggul ke sana. Karena ini untuk pembelajaran dan menjadi contoh bagi para petani lainnya,” ucapnya.

Tohar juga mengakui masih ada tantangan dalam sektor pertanian, seperti kondisi tanah yang masih asam pada beberapa wilayah.

Pemkab PPU Belajar Kelola LP2B dari Kabupaten Sleman

“Itu sudah bisa kami atasi, tapi masih bersifat sporadis. Pendekatan untuk menetralisirnya menjadi tantangan tersendiri dan menambah beban biaya produksi pertanian. Pada akhirnya, hal ini mengurangi margin keuntungan petani,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa meskipun keasaman tanah menjadi kelemahan, kondisi geografis dan media tanam memiliki kemiripan dengan daerah lain.

“Kalau memang tahu ada tantangan pertanian yang sama, dan melihat petani unggul dari daerah lain, maka seraplah ilmunya. Itu bisa menjadi bahan evaluasi dan perbaikan sistem pertanian kita,” pungkasnya. (adv/bro3)