BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Saat arus modernisasi pertanian yang kian masif, seorang petani dari Desa Sesulu, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), memilih tetap setia pada cara tanam alami.
Ia adalah Sulhan, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Sinar Karya, yang sejak 2013 konsisten mengembangkan sistem pertanian organik berbasis kawasan pada lahan pribadinya seluas 3,5 hektare.
Dengan tekad kuat dan kerja keras, Sulhan membuktikan bahwa pertanian organik bukan sekadar tren, melainkan solusi nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menekan biaya produksi.
“Seluruh bahan yang saya gunakan untuk budi daya padi adalah hasil sendiri. Pupuk organik tricokompos saya buat sendiri, begitu juga pestisida nabatinya,” ujarnya, bersama jajaran Dinas Pertanian (Distan) PPU, Rabu (8/10/2025).
Ia menuturkan, penerapan sistem organik memberi banyak manfaat. Selain menghemat pengeluaran, hasil panennya menjadi pilihan pangan sehat, tanah semakin subur, dan ekosistem pertanian lebih seimbang. Prinsip yang ia pegang sederhana: ramah lingkungan, sehat, dan berkelanjutan.
Pendekatan pertanian organik berbasis kawasan yang Sulhan garap, sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya konsumsi pangan sehat. Sistem ini juga mendukung implementasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 01 Tahun 2025 tentang Pengelolaan Pertanian Organik Kabupaten PPU.
JADI INSPIRASI PETANI PPU
Pertanian organik terbukti mampu membuka lebih banyak lapangan kerja daripada dengan sistem konvensional.
“Karena kami tidak lagi mengandalkan pupuk dan pestisida kimia, semua pengerjaan secara manual. Artinya, lebih banyak orang bisa terlibat dalam proses produksi hingga pemasaran,” jelas Sulhan.
Kemandirian juga terlihat dari kemampuannya mengatasi keterbatasan sumber daya. Saat curah hujan rendah, ia memompa air dari sungai untuk memenuhi kebutuhan irigasi lahannya.
Menurutnya, petani tidak boleh bergantung pada cuaca semata, melainkan harus berinovasi dengan sumber daya yang ada.
Saat sela kesibukannya, Sulhan berharap upayanya dapat menginspirasi petani lain untuk beralih ke sistem pertanian organik.
“Kalau ada petani yang ingin belajar, silakan datang. Tidak usah bayar, saya siap berbagi pengetahuan secara gratis,” tuturnya. (bro3)