BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Paser menjadi daerah dengan jumlah titik panas terbanyak. Masing-masing wilayah mencatat 25 dan 15 hotspot.
Sementara itu, tiga titik panas terpantau pada Kutai Timur, enam titik Kutai Kartanegara, serta masing-masing satu titik Kabupaten Berau dan Mahakam Ulu. Adapun Samarinda, Balikpapan, Bontang, dan Penajam Paser Utara tidak terpantau adanya hotspot.
Kondisi tersebut berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan. BMKG mencatat 51 titik panas ada pada wilayah Kalimantan Timur.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG SAMS Sepinggan, Diyan Novrida, menjelaskan bahwa data tersebut hasil pantauan satelit Terra, Aqua, S-NPP, dan NOAA20. Pemantauan berlangsung pada Kamis (9/10/2025) mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA.
“Sebagian besar titik panas memiliki tingkat kepercayaan menengah hingga tinggi, berada pada level 7 sampai 9,” jelasnya, Minggu (12/10/2025).
Ia menambahkan, berdasarkan Fine Fuel Moisture Code (FFMC), kondisi kekeringan pada beberapa wilayah Kalimantan Timur masih bervariasi. FFMC menggambarkan tingkat kemudahan bahan ringan pada permukaan tanah seperti daun kering, alang-alang, dan humus untuk terbakar.
“Kondisi ini menunjukkan potensi besar aktivitas kebakaran hutan atau lahan,” imbuhnya.
Sedangkan berdasarkan peta prakiraan BMKG periode 11 hingga 16 Oktober 2025, wilayah selatan dan tengah Kalimantan Timur masih berada pada kondisi kering hingga sangat kering. Daerah tersebut meliputi Kutai Barat, Paser, dan sebagian Kutai Timur.
“Kondisi ini berpotensi meningkatkan kemudahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” ujarnya.
BMKG mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan menghindari aktivitas yang berpotensi menimbulkan percikan api pada area terbuka.
“Terutama pada wilayah yang dalam peta prakiraan berwarna kuning hingga merah. Warna tersebut menunjukkan kondisi kering hingga sangat kering.” pungkasnya. (bro2)