BERANDAPOST.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyoroti peran kecerdasan artifisial (AI) sebagai terobosan penting dalam menghadapi meningkatnya kasus perdagangan manusia dalam ruang digital.
Melansir Antara, Jumat (7/11/2025), Nezar menegaskan, teknologi harus menjadi alat perlindungan manusia, bukan ancaman baru.
“Teknologi AI telah disalahgunakan menjadi pendorong utama terjadinya perdagangan manusia. Kita perlu memastikan pengembangan AI harus secara etis, menghormati hak asasi manusia, melindungi data pribadi, dan selaras dengan norma hukum serta sosial setempat,” ujar Nezar.
Media sosial, situs kerja daring, dan platform kencan menjadi sarana baru bagi pelaku lintas negara untuk merekrut dan mengeksploitasi korban.
“Pergeseran ini menciptakan tantangan besar bagi penegak hukum. Tidak bisa mengolah data yang sangat besar secara manual, sehingga sangat membutuhkan analisis otomatis berbasis AI,” jelas Nezar.
Ia menambahkan, penggunaan AI memungkinkan identifikasi awal terhadap aktivitas mencurigakan pada ruang siber. Teknologi ini dapat memetakan jaringan pelaku, menelusuri transaksi ilegal, serta mempercepat penyusunan dokumen hukum.
“Langkah ini memberi peluang besar bagi sistem peradilan untuk bekerja lebih cepat, akurat, dan bahkan berkeadilan,” katanya.
Nezar juga menekankan pentingnya etika dalam pengembangan dan penerapan AI. Menurutnya, AI yang beretika menjadi bagian dari strategi nasional dalam menciptakan ruang digital yang aman, terpercaya, dan beradab.
Selain itu, pendekatan tersebut memperkuat posisi Indonesia sebagai pelaku aktif diplomasi digital global. Sekaligus juga mitra strategis dunia dalam penanganan kejahatan kemanusiaan lintas negara. (bro2)


