KALTIM
Beranda / TOPIK / KALTIM / Lahan Bekas Tambang Bakal Jadi Agro Techno Park

Lahan Bekas Tambang Bakal Jadi Agro Techno Park

Salah satu lubang bekas tambang atau void. (Istimewa)

BERANDAPOST.COM, TENGGARONG – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kaltim berencana memanfaatkan lahan bekas tambang untuk pembangunan Agro Techno Park.

Sekretaris BRIDA Kaltim, Charmmarijaty, menyampaikan hal itu saat Seminar Laporan Akhir Kajian Strategis Pembangunan Agro Techno Park, Pendopo Kantor Bupati Kutai Kartanegara, Selasa (11/11/2025).

Inisiatif ini menjadi langkah inovatif untuk mempercepat transformasi ekonomi Kaltim, terutama pada sektor pertanian berkelanjutan.

Charmmarijaty memaparkan, luas konsesi tambang pada wilayah Kaltim mencapai lebih dari 5 juta hektare. Kemudian dengan area eksploitasi sekitar 300 ribu hektare. Dari jumlah itu, lebih dari 130 ribu hektare menyisakan lubang tambang atau void.

“Terdapat sekitar 1.735 titik lubang tambang. Terbanyak berada pada wilayah Kukar dengan 842 titik, kemudian Samarinda sebanyak 349 titik,” jelasnya.

Polda Kaltim Perkuat Tata Kelola Digital Lewat Astina dan Srikandi

Ia menilai kondisi tersebut membutuhkan perhatian serius karena rehabilitasi lahan tambang memerlukan biaya besar.

BRIDA bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan kajian strategis untuk mencari cara mengoptimalkan lahan bekas tambang yang tak lagi produktif menjadi kawasan ekonomi baru.

“Program ini menjadi salah satu prioritas pembangunan Kaltim untuk mempercepat transformasi ekonomi,” tegasnya.

Ia juga menerangkan, hasil riset akan menjadi proyek percontohan untuk implementasi jangka menengah hingga panjang. Rancangan Agro Techno Park memiliki fungsi ekonomi, pendidikan, dan pariwisata.

Selain itu juga untuk menghidupkan kembali lahan tidak produktif, menjadi laboratorium riset bagi perguruan tinggi, sekaligus destinasi wisata berbasis teknologi pertanian dan lingkungan.

Jumlah Pengangguran di Kaltim Naik, Mayoritas Lulusan SMK

“Agro Techno Park dapat menjadi model transformasi ekonomi dan solusi pertanian berkelanjutan,” tutur Charmmarijaty.

Namun, ia menegaskan pengembangannya tidak bisa instan karena membutuhkan strategi bertahap, pembiayaan jelas, dan kerja sama lintas sektor.

Sebagai langkah awal, BRIDA merekomendasikan agar perusahaan tambang memanfaatkan hasil riset ini dalam program reklamasi tambang jangka pendek.

“Kalau mau cepat terealisasi, perlu dukungan perusahaan pemegang lahan untuk dijadikan proyek percontohan,” ujarnya.

Ia menambahkan, pengembangan Agro Tekno Park akan menjadi program jangka panjang sesuai dengan RKPD, RPJMD, dan kapasitas fiskal daerah. (bro2)

Puncak Hujan di Kaltim Terjadi November hingga April 2026