BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Manajemen Grand City Balikpapan mengungkapkan rasa duka cita yang mendalam atas peristiwa meninggalnya enam anak pada 17 November 2025. Pihak manajemen menyampaikan empati kepada keluarga korban atas kehilangan yang sangat berat ini.
“Kami sangat berempati kepada keluarga korban atas kehilangan yang amat berat ini,” ungkap Land Bank & Permit Department Head Grand City, Piratno, Selasa (18/11/2025).
Terkait peristiwa tragis tersebut, manajemen Grand City Balikpapan ingin mengklarifikasi informasi yang beredar mengenai lokasi kejadian. Pihak manajemen menegaskan bahwa lokasi tenggelamnya enam anak tidak berada dalam kawasan pengembangan Grand City. Melainkan kubangan Kilometer 8, Kelurahan Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara.
Berdasarkan informasi dari pihak berwenang, baik Polresta Balikpapan maupun Basarnas Balikpapan, lokasi kejadian terletak pada koordinat 1°12’58.5″S, 116°53’14.0″E, sekitar 13 km arah utara barat dari kantor SAR Balikpapan. Area tersebut berbatasan langsung dengan kawasan Grand City, namun tidak termasuk dalam area pengembangan properti kami.
Untuk mencegah kejadian serupa, pihak manajemen mengajak semua pihak, termasuk pengembang lain, pemerintah lokal, dan masyarakat, untuk meningkatkan upaya edukasi tentang keselamatan anak-anak, khususnya terkait bahaya pada area kubangan air. Pengawasan orang tua dan warga sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa.
“Secara keseluruhan, kami juga mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama memperkuat upaya edukasi tentang keselamatan anak-anak, terlebih dalam kawasan yang berpotensi membahayakan,” tambah pernyataan tersebut.
KRONOLOGI ANAK TENGGELAM DALAM KUBANGAN
Sebelumnya, pada Senin (17/11/2025), keenam anak tersebut tenggelam saat bermain dalam kubangan dekat kawasan perumahan Grand City Balikpapan sekitar pukul 17.30 WITA. Kejadian ini memicu respons cepat dari Basarnas Balikpapan, yang menerima laporan kejadian pada pukul 18.07 WITA.
Komandan Regu SAR, Endrow, mengonfirmasi bahwa keenam anak tersebut dalam kondisi tidak bernyawa saat petugas menemukan korban. Tim SAR kemudian membawa korban ke Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan untuk penanganan lebih lanjut.
Sedangkan dokter ahli forensik RSKD, dr. Heryadi Bawono Putro, SpFM, mengonfirmasi bahwa proses visum untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.
“Hasilnya akan kami informasikan secara resmi kepada keluarga,” ujar dr. Heryadi dalam pesan singkatnya.
Ia juga menginformasikan bahwa hasil visum tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. “Ada tanda korban kehabisan oksigen,” ungkapnya.
Hingga kini, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan tersebut. (bro2)


