BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Balikpapan memastikan gelar juara umum POPDA Kaltim XVII 2025 setelah bersaing ketat dengan Samarinda hingga detik terakhir penutupan di Alun-Alun Kantor Bupati PPU, Kamis (27/11/2025) malam.
Kepala Disdikpora PPU, Andi Singkerru mengumumkan dominasi Balikpapan dalam perolehan medali. Ia memberikan apresiasi kepada seluruh atlet yang tampil penuh semangat.
“Dalam kompetisi pasti ada yang menang dan yang kalah. Dengan senang hati dan ikhlas kita menerima keputusan wasit dan hakim. Kami juga berterima kasih atas partisipasi seluruh kontingen,” ujarnya.
Andi kemudian membacakan hasil perolehan medali. Balikpapan menempati posisi teratas dengan 59 emas, 57 perak, dan 58 perunggu. Total 174 medali mengukuhkan mereka sebagai juara umum POPDA tahun ini.
Samarinda mengikuti ketat dengan 56 emas, 58 perak, dan 52 perunggu. Total 166 medali menempatkan mereka berada pada posisi kedua dan hanya terpaut sedikit dari Balikpapan.
Kontingen Kutai Kartanegara menyusul pada posisi ketiga. Mereka mengumpulkan 39 emas, 34 perak, dan 43 perunggu. Total 119 medali mencerminkan kekuatan atlet mereka.
Selanjutnya Kontingen Bontang menempati posisi keempat dengan 27 emas, 15 perak, dan 34 perunggu. Total 76 medali menempatkan mereka satu tingkat dari tuan rumah PPU.
Sedangkan PPU meraih 20 emas, 20 perak, dan 35 perunggu. Total 75 medali membuat mereka hanya terpaut satu medali dari Bontang.
Kutai Timur berada pada posisi berikutnya dengan 12 emas, 13 perak, dan 29 perunggu. Berau meraih 10 emas, 12 perak, dan 20 perunggu dengan total 42 medali.
Paser mencatatkan 7 emas, 17 perak, dan 31 perunggu. Total 55 medali menempatkan mereka lebih tinggi Kutai Barat yang meraih 1 emas, 4 perak, dan 16 perunggu. Mahakam Ulu menutup daftar dengan dua perunggu.
PERMINTAAN MAAF TUAN RUMAH
Selain itu, Andi menegaskan bahwa pencapaian atlet tidak terlepas dari dukungan kepala daerah masing-masing.
“Ini pencapaian yang lahir dari kerja keras para atlet demi nama daerah. Kami berterima kasih atas dukungan bupati dan wali kota,” ungkapnya.
Ia juga mengakui adanya kekurangan selama pelaksanaan POPDA. Andi mengajak seluruh pihak mengakhiri perbedaan yang muncul selama kegiatan.
“Jika ada perbedaan persepsi atau kejadian yang tidak menyenangkan, kami harap cukup sampai hari ini. Kita semua satu wilayah, satu daratan, satu benua Kaltim,” tegasnya.
Ia bahkan menambahkan bahwa harus meyakini keputusan wasit dan dewan hakim sebagai yang paling adil. “Setiap pertandingan pasti ada miss dan perbedaan pemahaman. Tapi kita percaya keputusan wasit dan dewan hakim adalah yang terbaik,” imbuhnya.


