BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bumi Harapan terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemenuhan gizi peserta didik melalui program penyediaan makanan sehat di sekolah. Selama empat minggu berjalan, program ini telah mencakup 16 sekolah dengan total 2.587 porsi makanan yang tersalurkan setiap hari.
Ahli Gizi SPPG Bumi Harapan, Agnesia Filionita, menjelaskan bahwa program ini melibatkan jenjang pendidikan dari PAUD hingga SMK.
“Program ini sudah berjalan hampir satu bulan, dan sampai hari ini kami masih konsisten menyalurkan 2.587 porsi makanan setiap harinya,” ujar Agnesia, Sabtu (11/10/2025).
Dalam menjaga keamanan pangan, SPPG tengah mengurus sertifikasi sanitasi dan penjamah makanan. Proses uji sertifikasi tersebut akan berlangsung pada 13-15 Oktober 2025.
“Sertifikasi ini penting karena seluruh penjamah makanan wajib memiliki pelatihan dan sertifikat resmi. Kami tidak bisa asal-asalan dalam memberikan makanan kepada anak-anak,” tegasnya.
Dapur SPPG saat ini mempekerjakan sekitar 40 karyawan. Sistem pengupahan sendiri menyesuaikan dengan kebijakan manajemen masing-masing dapur.
JAGA SANITASI DAPUR DAN LIMBAH MAKANAN
Pengelolaan limbah makanan juga menjadi perhatian utama SPPG. Pihaknya telah bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk memastikan pengelolaan limbah sesuai standar.
“Soal sanitasi dapur, alhamdulillah sudah sesuai SOP. Sebelum program berjalan, semua penjamah makanan telah kami latih khusus mengenai kebersihan dan sanitasi,” jelas Agnesia.
Ia menambahkan, pasokan bahan makanan sejauh ini masih aman meski harga bahan pokok dalam wilayah Penajam relatif tinggi. Bahkan sampai harus mendatangkan beberapa bahan pangan dari luar daerah seperti Kota Balikpapan. Namun, hal tersebut tidak mengubah susunan menu sesuai standar gizi.
“Kami menyusun menu terlebih dahulu, baru kemudian mengajukan bahan bakunya. Jadi penyediaannya tetap sesuai standar gizi dan kebutuhan siswa,” ungkapnya.
Untuk sistem pengiriman, SPPG menggunakan mekanisme pre-order (PO) dengan para pemasok. Setiap penerimaan bahan makanan akan melalui proses pengecekan ketat.
“Kalau barang tidak layak, kami retur ke supplier. Tapi sejauh ini, alhamdulillah semua bahan yang datang dalam kondisi baik,” kata Agnesia.
Program penyediaan makanan sehat ini mendapatkan pendanaan langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN) melalui mekanisme pengajuan proposal dari tim SPPG.
“Selama pelaksanaan, alhamdulillah berjalan lancar. Hanya pada awal-awal saja ada sedikit penyesuaian, tapi sekarang sudah stabil, baik dari pengiriman maupun pelaksanaan,” pungkasnya. (bro3)