BERANDAPOST.COM, TANA PASER – Infrastruktur jalan masih menjadi persoalan bagi Kabupaten Paser. Kabupaten yang juga kaya sumber daya alam dan sektor perkebunan seperti sawit, memiliki beberapa akses jalan yang rusak.
Sehingga Bupati Paser, Fahmi Fadli, meminta perusahaan aktif berpartisipasi dalam memperbaiki jalan rusak yang mereka lalui setiap hari.
“APBD tetap jadi sumber utama peningkatan jalan. Tapi karena kita semua memakai jalan itu, maka pemeliharaannya juga harus bersama,” tegas Fahmi, Senin (3/11/2025).
Ia menginstruksikan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan, Joko Bawono, agar berkoordinasi dengan perusahaan kelapa sawit untuk memperbaiki titik jalan yang rusak berat.
Fahmi mencontohkan kondisi jalan dari Kerang menuju Tanjung Aru. Meski pemerintah daerah sudah memperbaiki beberapa bagian jalan, ada titik lain yang rusak akibat hujan dan kendaraan berat.
“Kerusakannya memang tidak banyak, tapi kalau tidak mendapatkan perbaikan, kendaraan kecil akan kesulitan melintas,” ujarnya.
PROKOPIM SURVEI JALAN RUSAK
Hasil survei Prokopim Kabupaten Paser pada pekan ketiga Oktober 2025 menunjukkan tiga titik terparah terdapat pada jalur darat MTQ Tanjung Aru. Lokasi pertama adalah Desa Lomu, jalan tanah berlumpur pekat berpotensi membuat kendaraan amblas.
Titik kedua adalah perbatasan Keladen-Random yang hanya bisa dilewati kendaraan 4WD. Warga menyarankan jalur alternatif melalui perkebunan sawit, namun jaraknya lebih jauh dan berisiko tersesat tanpa pemandu.
Titik ketiga Dusun Ipi, Desa Tanjung Aru, juga tidak memiliki jalur alternatif. Sehingga memerlukan perbaikan darurat agar bisa kendaraan bisa melintasi saat menjelang pelaksanaan MTQ tingkat Kabupaten Paser pada 13 November 2025.
Fahmi mengatakan, perusahaan bisa membantu perbaikan untuk tiga titik itu sebelum acara MTQ berlangsung. Ia menyebut sebagian kafilah mungkin tetap memilih jalur darat meski lebih jauh dan lama.
Selain itu, Fahmi menyinggung jalur Simpang Pait-Muara Lambakan yang juga sering rusak meski telah mendapatkan perbaikan dengan menggunakan dana APBD. Ia meminta perusahaan sekitar lokasi ikut memperbaiki titik rusak parah agar akses masyarakat lebih lancar.
“Jalan ini penting bagi anak sekolah, petani, dan warga desa. Kalau rusak, semua aktivitas ikut terganggu,” pungkasnya. (bro2)


