PERNAH nggak sih, lagi makan siang bareng teman kantor, tiba-tiba ada yang nyeletuk, “Eh, si A sekarang lagi moonlighting, ya?”
Atau atasan bilang, “Kita harus perbaiki proses onboarding biar karyawan baru cepat adaptasi.”
Kalau belum familiar, mungkin kamu cuma bisa senyum tipis sambil mikir, “Apa sih maksudnya?”
Nah, biar nggak bengong pas dengar istilah-istilah kerja itu, yuk kenalan dengan beberapa istilah yang sering banget dipakai dalam dunia profesional!
1. Moonlighting
Melansir secureframe.com, istilah ini buat menyebut kondisi ketika seseorang punya pekerjaan tambahan. Berbeda dari freelancer, sebutan moonlighting ini biasanya tanpa sepengetahuan kantor. Contohnya, karyawan yang malamnya nyambi jadi desainer lepas.
Lumayan buat nambah penghasilan, tapi kalau ketahuan, bisa timbul anggapan konflik kepentingan.
2. Quiet Quitting
Fenomena ini bahkan sempat viral beberapa tahun lalu. Bukan berarti resign, tapi lebih ke sikap kerja seperlunya aja—sesuai jobdesk, tanpa usaha ekstra.
Biasanya karena lelah, kurang apresiasi, atau udah nggak semangat. Kalau dibiarkan, dampaknya bisa bikin tim stagnan meski semua tetap hadir tiap hari.
3. Micromanagement
Pernah ngerasa tiap langkah kerja kamu mendapat pengawasan atasan? Mulai dari cara kirim email sampai cara nyusun laporan?
Nah, itu namanya micromanagement—gaya kepemimpinan yang terlalu mengontrol. Efeknya, karyawan bisa merasa nggak dipercaya dan akhirnya kehilangan kreativitas.
4. Onboarding
Saat karyawan baru masuk, perusahaan biasanya melakukan proses onboarding. Tujuannya supaya mereka cepat paham budaya kerja, sistem, dan tugas harian.
Onboarding yang baik bahkan bisa bikin karyawan merasa nyaman, dan siap kerja sejak awal.
5. Offboarding
Kalau onboarding untuk karyawan baru, offboarding justru buat yang keluar. Isinya bisa berupa serah terima tugas, pengembalian aset kantor, dan exit interview.
Tujuannya menjaga hubungan baik, meski sudah tidak bekerja pada tempat yang sama.
6. Hot Desking
Pernah lihat kantor yang nggak punya meja tetap buat tiap orang? Itu namanya hot desking.
Karyawan bebas duduk di mana pun yang kosong. Sistem ini fleksibel, cocok buat kerja hybrid, tapi kadang bikin orang kangen punya “meja sendiri.”
7. Gig Economy
Istilah ini merujuk pada tren kerja berbasis proyek atau freelance. Contohnya, driver online, desainer lepas, hingga konsultan proyek.
Sistem ini memberi fleksibilitas tinggi, tapi risikonya, pendapatan bisa naik-turun karena nggak tetap.
8. Upskilling
Dalam era kerja yang cepat berubah, karyawan juga perlu terus mengasah kemampuan. Upskilling artinya meningkatkan skill yang sudah ia miliki.
Misalnya, seorang marketer belajar analisis data biar kampanyenya makin efektif.
9. Reskilling
Kalau upskilling memperdalam skill lama, reskilling justru belajar skill baru yang beda banget. Misalnya, jurnalis belajar coding biar bisa pindah ke dunia teknologi.
Reskilling penting banget dalam era digital, karena banyak profesi lama mulai tergantikan teknologi.
10. Turnover
Terakhir, turnover. Istilah ini berarti tingkat keluar-masuk karyawan dalam sebuah perusahaan.
Turnover tinggi bisa jadi tanda ada masalah pada budaya kerja atau manajemen. Sebaliknya, turnover yang seimbang menandakan perusahaan sehat dan adaptif.
Sekarang, kalau ada teman kantor yang nyebut istilah-istilah tadi, kamu nggak bakal bengong lagi. Siapa tahu, malah kamu juga yang nanti bantu jelasin ke mereka. (bro2)


