BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan telah mendekati rampung. Rencananya Presiden Prabowo Subianto akan meresmikan operasional Kilang RU V Balikpapan hasil dari RDMP.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), Yuliot Tanjung menyampaikan hal tersebut. Sebelumnya ia bersama Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Laode Sulaeman dan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Mochamad Iriawan alias Iwan Bule meninjau progres RDMP Balikpapan, Rabu (19/11/2025).
“Kami melakukan pengecekan terhadap fasilitas yang ada dalam RDMP. Terdiri dari fasilitas produksi dan fasilitas pendukung. Ini merupakan kegiatan yang terintegrasi di RDMP Balikpapan,” kata Yuliot.
Ia menyebut RDMP Balikpapan memiliki fasilitas penyimpanan minyak atau oil storage dengan kapasitas 2 juta kiloliter (KL). “Ini merupakan terbesar yang kita miliki,” ungkapnya.
Selain meninjau penyelesaian RDMP, ia bersama rombongan juga melihat kesiapan produksi Kilang RU V Balikpapan. Terlebih sudah ada pengujian secara ketat atau commissioning pada beberapa bagian pendukung produksi minyak.
“Kilang RU V ini akan menambah produksi BBM dari 260 menjadi 360 ribu barel per hari. Itu setara dengan 22-25 persen kebutuhan nasional,” jelasnya.
Selain itu, hasil dari revitalisasi Kilang RU V Balikpapan juga akan mengurangi ketergantungan akan impor BBM. Tentunya dengan mengandalkan hasil lifting minyak dari Pertamina Hulu Indonesia (PHI).
“Dengan beroperasinya Kilang RU V sesuai proyek RDMP, tentu dengan ada peningkatan kapasitas sekitar 100 ribu barel per hari. Itu akan mengurangi impor minyak mentah sekitar 10 sampai 15 persen,” terangnya.
NILAI INVESTASI RDMP BALIKPAPAN
Proyek RDMP Balikpapan memiliki nilai investasi US$7,4 miliar atau setara Rp126 triliun. Merupakan investasi yang sangat besar untuk era BUMN pada satu titik kegiatan.
“Jadi RDMP Balikpapan ini akan mendukung visi presiden dalam bidang ketahanan energi dan juga untuk mendukung ketahanan nasional secara keseluruhan,” imbuhnya.
Sedangkan untuk agenda peresmian, Yuliot menjelaskan bahwa Protokol Istana yang akan menentukan jadwal pastinya. Meskipun harapannya pada pertengahan Desember mendatang.
“Kami akan usulkan berdasarkan kesiapan lapangan,” ucapnya.
Selain itu, Kilang RU V Balikpapan pasca-RDMP menjadi kilang refinery terbesar se-Indonesia, bahkan untuk kawasan ASEAN. “Meski harus mengecek perbandingan detail dengan negara-negara lainnya,” pungkas Yuliot. (bro2)


