BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Tim Penggerak PKK (TP-PKK) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) bekerja sama dengan Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) serta Dinas Ketahanan Pangan PPU menggelar sosialisasi “Setop Boros Pangan”. Kegiatan ini dengan membagikan buku cerita BONI untuk 15 sekolah, Rabu (10/12/2025).
Ketua Pokja III TP-PKK PPU, Gunawan, menyampaikan bahwa sosialisasi ini penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai cara mengelola pangan secara bijaksana. Ia menegaskan bahwa edukasi tersebut agar siswa menjadi contoh dalam mengurangi pemborosan pangan, baik dalam lingkungan sekolah maupun rumah.
“Kami ingin menanamkan pola pikir bahwa pangan harus termanfaatkan secara optimal. Siswa-siswi adalah sasaran utama karena mereka dapat menjadi pelopor perilaku hemat pangan,” ujar Gunawan.
Pada sosialisasi tersebut, peserta juga belajar untuk mengenal langkah-langkah sederhana dalam menekan pemborosan pangan. Mereka mendapatkan pemahaman untuk hanya mengambil makanan secukupnya agar tidak tersisa. Termasuk mengelola sisa makanan dengan bijak, serta lebih cermat saat berbelanja kebutuhan pangan. Begitu pun dengan penggunaan wadah penyimpanan agar bahan makanan lebih tahan lama.
OLAH MAKANAN BERVARIATIF
TP-PKK berharap gerakan “Setop Boros Pangan” ini semakin meluas dan mampu menciptakan budaya konsumsi yang lebih bertanggung jawab. Gunawan juga mengimbau masyarakat untuk rutin memeriksa tanggal kedaluwarsa bahan pangan dan mengonsumsi yang mendekati tanggal kedaluwarsa lebih dulu.
Selain itu, TP-PKK mendorong warga untuk mengolah makanan secara variatif agar bahan pangan yang ada dapat bermanfaat sepenuhnya tanpa terbuang.
“Gerakan berbagi kepada warga yang membutuhkan juga menjadi bagian penting dalam meminimalisir limbah pangan,” tambahnya.
Gunawan menegaskan bahwa langkah-langkah ini agar dapat menjadi gaya hidup baru bagi warga PPU.
“Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjadi pelopor zero waste PPU. Gerakan penyelamatan pangan ini harus menjadi kebiasaan, bukan hanya wacana,” pungkas Gunawan. (bro2)



