BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (Pemkab PPU) terus mendorong peningkatan produksi dan ketahanan pangan dengan berbagai langkah strategis.
Kepala Dinas Pertanian PPU, Andi Trasodiharto, menegaskan pihaknya telah memberikan beragam fasilitas agar petani bisa mengoptimalkan hasil pertanian.
Menurutnya, Bulog siap menyerap hasil panen jika produksi berjalan baik. Namun, keberhasilan pertanian sangat bergantung pada petani, terutama dalam mengelola lahan dan menjaga agar tidak beralih fungsi.
“Ketika hasil pertanian bagus, Bulog sudah siap menerima. Sebenarnya untuk alih fungsi lahan, ini kembali kepada petani. Karena fasilitasi sudah kita berikan,” ujarnya baru-baru ini.
Andi menyebut, satu hektare sawah mampu menghasilkan sekitar 5 ton padi. Dengan harga gabah kering panen Rp6.500 per kilogram, petani bisa meraup pendapatan kotor Rp32,5 juta per hektare.
“Rata-rata petani kita punya lahan minimal 3 hektare. Artinya mereka bisa dapat sekitar hampir Rp100 juta. Tapi ketika tidak mengolah sawah, mereka justru rugi. Padahal uangnya sangat menjanjikan,” tambahnya.
DUKUNG IRIGASI PERTANIAN PPU
Untuk memastikan kelancaran irigasi, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) dalam pembangunan pintu air. Dukungan juga datang dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV yang telah membangun empat titik sumur bor irigasi. Tahun ini, bahkan mengusulkan tambahan hingga 10 titik agar petani lebih mudah mengakses air.
“Insyaallah kami tetap mengusulkan agar ada pembangunan lagi. Ini penting dalam rangka mendukung percepatan peningkatan ketahanan pangan,” katanya.
Andi menambahkan, Kecamatan Babulu memiliki potensi produksi padi yang sangat besar. Dengan luas tanam 5.000 hektare dan pola panen dua kali setahun, total produksi bisa mencapai 40.000 ton gabah.
“Bulog tidak menyerap semuanya karena petani juga butuh untuk konsumsi. Tapi sekitar 70–80 persen terserap Bulog. Tahun 2025 ini, pada musim tanam pertama (MT1), Bulog sudah menyerap sekitar 4.900 ton,” jelasnya.
Ia memperkirakan, dengan harga gabah saat ini, perputaran uang untuk Kecamatan Babulu saja bisa mencapai Rp29 miliar. Angka itu menunjukkan besarnya potensi ekonomi dari sektor pertanian pada wilayah tersebut.
“Kita berharap dukungan terus berlanjut, baik dari pusat maupun provinsi, agar petani bisa makin sejahtera dan ketahanan pangan kita semakin kuat,” pungkasnya. (bro3)