POLITIK
Beranda / POLITIK / Pengamat Nilai Budi Arie Pilih Gerindra karena Untung Rugi

Pengamat Nilai Budi Arie Pilih Gerindra karena Untung Rugi

Pengamat IPO Dedi Kurnia Syah menilai Budi Arie (kanan) memilih Gerindra karena alasan pragmatis, bukan loyalitas pada Jokowi maupun PSI. (Kompas.com)

BERANDAPOST.COM, JAKARTA – Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) sudah tidak lagi menarik bagi Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi.

Melansir Kompas.com, menurut Dedi, hal itu menjadi alasan Budi Arie lebih memilih bergabung dengan Partai Gerindra ketimbang Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

“Jokowi tidak lagi menarik karena bukan penguasa. Posisi Gibran juga tidak berpengaruh. Ini membuat PSI tidak menarik bagi politisi pragmatis seperti Budi Arie,” ujar Dedi, Minggu (2/11/2025).

Ia menilai keputusan Budi Arie merapat ke Gerindra bersifat pragmatis, bukan ideologis. Loyalitas Budi Arie, menurutnya, kini lebih pada perhitungan untung rugi demi menjaga karier politik.

“Dengan bergabung ke PSI, Budi Arie tidak mendapat perlindungan. Gerindra berbeda karena partai penguasa. Jadi alasannya lebih pada suaka hukum,” jelas Dedi.

Hanya PDIP yang Setuju Pemakzulan Bupati Pati Sudewo

Dedi menyebut Budi Arie mempertimbangkan perlindungan hukum dan politik yang bisa Gerindra berikan. Ia menilai PSI belum mampu menawarkan jaminan politik bagi tokoh yang ingin bertahan dalam pemerintahan.

“Dari sisi politik, langkah itu tepat. Gerindra memberi jaminan bagi karier kekuasaan Budi Arie, sedangkan PSI belum bisa,” lanjutnya.

Sebelumnya, Budi Arie secara terbuka menyatakan niatnya bergabung dengan Gerindra dalam Kongres III Projo, Jakarta, Sabtu (1/11/2025) kemarin.

“Ya, secepatnya gabung Gerindra,” kata Budi Arie.

Ia menegaskan ingin memperkuat partai yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto. “Yang pasti, kami akan mendukung agenda politik Presiden Prabowo,” ujar Budi Arie. (bro2)

Bawaslu Kaltim Dorong Partisipasi Masyarakat Awasi Pemilu