BONTANG
Beranda / DAERAH / BONTANG / Indeks Literasi Bontang Tinggi, Neni Lantik 18 Bunda Literasi

Indeks Literasi Bontang Tinggi, Neni Lantik 18 Bunda Literasi

Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, kukuhkan Bunda Literasi tingkat Kecamatan dan Kelurahan untuk periode 2025–2029. Fokus pada literasi digital dan kebersihan. (Prokopim)

BERANDAPOST.COM, BONTANG – Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, memimpin prosesi Pengukuhan Bunda Literasi tingkat Kecamatan dan Kelurahan. Pelantikan tersebut berlangsung dalam Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota Bontang, Rabu (10/12/2025) kemarin. Sebanyak 3 Bunda Literasi Kecamatan dan 15 Bunda Literasi Kelurahan resmi dilantik untuk periode 2025-2029.

Dalam arahannya, Wali Kota Neni yang juga menjabat sebagai Bunda Literasi Kota Bontang menegaskan bahwa pengukuhan ini bukan sekadar seremoni. Ia menyebut peran Bunda Literasi sangat vital sebagai garda terdepan dalam mempertahankan prestasi. Bontang saat saat ini tercatat memiliki Indeks Pembangunan Literasi Tertinggi se-Kalimantan Timur.

“Prestasi ini adalah bukti keberhasilan kolaborasi pemerintah dan masyarakat. Namun tantangan ke depan semakin berat. Bunda Literasi harus mampu menjadi teladan, terus belajar, dan menggerakkan masyarakat agar melek literasi digital pada era kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) saat ini,” ujar Neni.

Lebih jauh, Neni memaknai literasi secara luas. Tidak hanya soal membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memahami informasi dan peka terhadap lingkungan.

Karena itu, ia menitipkan pesan agar Bunda Literasi turut menggaungkan program kebersihan “GESIT” (Gerakan Sampahku Itu Tanggung Jawabku) serta menghidupkan kembali seni menulis indah yang mulai luntur tergerus gawai.

Bontang Tegaskan Komitmen Zona Publik Informatif 2025

“Literasi adalah bekal utama menghadapi tantangan zaman. Saya harap Bunda Literasi bisa membuat program kreatif, mulai dari pojok baca, kampanye gawai sehat, hingga gerakan ‘Satu Hari Satu Halaman’,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPK) Kota Bontang, Retno Febriaryanti, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.

Retno menekankan bahwa budaya literasi hanya bisa tumbuh subur jika terjadi kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, sekolah, dan keluarga.

“Pemerintah menyediakan fasilitas inklusif, namun Bunda Literasi tingkat kecamatan dan kelurahan adalah ujung tombak yang bersentuhan langsung dengan keluarga. Kami berharap sinergi ini dapat meningkatkan kunjungan perpustakaan yang kini rata-rata mencapai 3.000 kunjungan per tahun,” jelas Retno. (bro2)

Piutang Pajak Kendaraan Bermotor Kota Bontang Rp29 Miliar