EKONOMI
Beranda / EKONOMI / Efisiensi Produksi, Pupuk Indonesia Revitalisasi Pabrik Tua

Efisiensi Produksi, Pupuk Indonesia Revitalisasi Pabrik Tua

PT Pupuk Indonesia memodernisasi pabrik pupuk untuk menekan biaya produksi, menjaga pasokan, dan mendukung ketahanan pangan nasional. (Istimewa)

BERANDAPOST.COM, JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) menegaskan komitmennya menjaga ketersediaan pupuk dengan strategi revitalisasi industri pupuk nasional. Perusahaan memodernisasi pabrik tua dan membangun pabrik baru agar produksi lebih efisien dan pasokan petani tetap terjaga.

Efisiensi ini menekan biaya produksi sehingga pupuk subsidi dan nonsubsidi bagi petani bisa lebih terjangkau. Keberadaan pabrik modern juga memperkuat kontinuitas pasokan pupuk jangka panjang dan memenuhi kebutuhan petani secara konsisten.

“Ke depan kami akan melakukan revitalisasi, karena pabrik kami sudah tua. Kami tidak membangun pabrik sejak 2003,” ujar Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, Jakarta, Sabtu (27/9/2205).

Rahmad menjelaskan, dari 15 pabrik Urea milik Pupuk Indonesia, delapan pabrik sudah beroperasi lebih dari 30 tahun. Kondisi itu membuat konsumsi gas rata-rata 28 MMBTU per ton Urea, lebih tinggi dari standar global. Khusus delapan pabrik berusia tua, konsumsi gas rata-rata bahkan mencapai 32,2 MMBTU per ton Urea.

“Untuk Urea saat ini rasio konsumsi energi tinggi, rata-rata 28 MMBTU per ton Urea,” kata Rahmad.

Polda Kaltim Panen Raya Jagung 3.842 Ton di Samarinda

Revitalisasi menjadi langkah kunci menjawab tantangan pabrik tua yang boros energi dan biaya produksi tinggi. Pupuk Indonesia ingin menekan konsumsi gas menjadi 25 MMBTU per ton Urea pada 2035. Efisiensi ini akan memangkas biaya produksi sekaligus menjaga harga pupuk tetap terjangkau bagi petani.

“Pak Prabowo menempatkan ketahanan pangan sebagai fundamental utama. Kami sangat bersemangat mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Rahmad.

Sebagai bagian revitalisasi, Pupuk Indonesia membangun Pabrik Pusri IIIB melalui PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. Pusri IIIB akan selesai pada 2027 mendatang, menggantikan pabrik lama dan menghadirkan infrastruktur modern yang hemat energi.

Sehingga pabrik ini menekan konsumsi gas dari 32 MMBTU per ton menjadi 21,7 MMBTU per ton Urea. Efisiensi tersebut juga setara penghematan biaya produksi sekitar Rp 1,5 triliun per tahun.

“Kami sedang membangun Pusri IIIB untuk menggantikan pabrik tua. Pusri akan menjadi perusahaan pupuk tertua dengan pabrik termuda dan efisien,” ujar Rahmad.

Perubahan APBD Kaltim 2025 Senilai Rp21,74 Triliun