BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut dua siklon tropis memengaruhi kondisi cuaca Kalimantan Timur dalam beberapa hari terakhir.
Kepala BMKG Stasiun SAMS Sepinggan Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, menjelaskan kedua sistem itu adalah Siklon Tropis Fengshen dan bibit siklon tropis 95S.
“Kedua sistem ini menarik massa udara dan uap air dari wilayah Indonesia menuju pusat siklon,” ujar Kukuh, Raabu (22/10/2025).
Akibat fenomena tersebut, wilayah Kalimantan Timur, termasuk Balikpapan, mengalami peningkatan suhu hingga 34 derajat Celsius.
“Ketika siklon berada dekat, suplai uap air tersedot ke pusat siklon. Maka udara terasa lebih panas dan kering,” katanya.
Selain suhu tinggi, aktivitas kedua siklon juga menyebabkan penurunan curah hujan sementara pada sebagian wilayah Kaltim. Namun, Kukuh menyebut kedua sistem kini bergerak menjauhi Indonesia berdasarkan data TCWC BMKG Jakarta.
“Meski menjauh, dampak tidak langsung tetap dirasakan, terutama berupa peningkatan curah hujan dan potensi hujan ekstrem,” jelasnya.
Menurut BMKG, Siklon Tropis Fengshen berkembang dari bibit siklon 96W pada Laut China Selatan bagian timur Vietnam. Siklon itu memiliki kecepatan angin maksimum 75 kilometer per jam dengan tekanan minimum 996 hPa.
BMKG: POTENSI HUJAN MENINGKAT
Sementara bibit siklon 95S terbentuk pada Samudra Hindia barat Sumatera dengan kecepatan angin 46 kilometer per jam. Bibit 95S memiliki potensi berkembang menjadi siklon penuh dengan kategori rendah hingga sedang dan bergerak menjauhi Indonesia.
Kukuh menambahkan, massa uap air yang sebelumnya tersedot kini kembali menyebar ke wilayah tengah dan timur Indonesia. “Hal itu menyebabkan potensi hujan meningkat untuk wilayah Kalimantan Timur dalam beberapa hari ke depan,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya tengah memantau tekanan rendah baru timur Filipina karena berpotensi berkembang menjadi siklon baru.
“Kami akan terus memperbarui informasi agar masyarakat dapat mengantisipasi perubahan cuaca dengan lebih baik,” tutup Kukuh.
Selain itu, BMKG memantau kondisi atmosfer yang kini lebih lembap dan mendukung pembentukan awan hujan skala besar.
“Masyarakat pada daerah rawan banjir dan longsor, kami imbau tetap waspada terhadap hujan deras dengan petir dan angin kencang,” pungkas Kukuh. (bro2)