BERANDAPOST.COM, MAHAKAM ULU – Akses ke daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di Provinsi Kalimantan Timur butuh perhatian serius. Salah satunya Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) yang akses tercepat ke sana menggunakan pesawat perintis.
Bupati Mahulu, Bonifasius Belawan Geh mengatakan, rencana pembangunan Bandara Ujoh Bilang bukan sekadar alternatif transportasi semata.
“Namun juga akan memajukan sektor pariwisata dan menjadi jalur transportasi unggulan daerah,” katanya, Minggu (11/2/2024).
Dirinya berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) memberikan perhatian keberadaan bandara di wilayahnya untuk menunjang mobilitas dan perekonomian. Apalagi Mahulu merupakan salah satu kabupaten yang memiliki daerah 3T.
“Minat wisatawan lokal dan asing ke Mahakam Ulu sangat tinggi. Selain karena alamnya yang indah dan alami, masyarakat kami juga memiliki tradisi adat istiadat dan kearifan lokal yang terus dipertahankan sejak dulu,” ujarnya.
Rencana pembangunan Bandara Ujoh Bilang telah mengantongi izin dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Perhubungan Nomor 164 Tahun 2022 tentang Penentuan Lokasi (Penlok) Bandara Ujoh Bilang.
Pembangunan tahap pertama Bandara Ujoh Bilang dibangun di atas lahan seluas 90 hektare (ha) dengan panjang runway 1.600 meter dan lebar 30 meter yang bisa didarati pesawat jenis ATR 72 dengan kapasitas 68-70 penumpang. Sementara kapasitas penumpang bandara direncanakan mencapai 25-27 ribu per tahun
Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim, Akmal Malik menyatakan komitmennya dalam memajukan daerah 3T. Salah satunya dengan meningkatkan aksesibilitas jalur transportasi melalui penerbangan udara. Dia pun mendukung rencana pembangunan Bandar Udara (Bandara) Ujoh Bilang yang akan menjadi penghubung strategis di jantung Kabupaten Mahulu.
Keberadaan bandara baru ini diharapkan membawa kemajuan dan perkembangan yang masif di kabupaten termuda Kaltim ini.
“Bupati saya tantang bangun runway, 1.000 meter cukup yang penting bisa dilewati grand caravan atau ATR. Nanti kita subsidi (penerbangan) tiga kali seminggu ke Ujoh Bilang,” kata Akmal Malik kala berkunjung ke Mahulu beberapa waktu lalu.
Akses transportasi menuju kabupaten di hulu Sungai Mahakam memang masih terbatas. Meski seluruh transportasi baik darat, sungai dan udara sudah tersedia.
Namun, geografis Mahulu yang berada di bantaran Sungai Mahakam dengan tutupan hutan yang mendominasi hampir 86 persen wilayahnya, membuat akses penerbangan udara masih sangat dibutuhkan.
Saat ini, Mahulu memiliki satu bandara kelas III yang melayani penerbangan perintis, yakni Bandar Udara Datah Dawai di Desa Long Lunuk, Kecamatan Long Pahangai. (*/bro2)