Bandara SAMS Mulai Sambut Kedatangan Jemaah Haji

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Kloter pertama Jemaah Haji sebanyak 319 orang tiba di Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan pukul 10.30 WITA menggunakan Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 4201 melalui rute MED – HYD – BPN.

General Manager Bandara SAMS Sepinggan – Balikpapan, Ahmad Syaugi Syahab mengatakan, kegiatan debarkasi kloter pertama jemaah haji berlangsung aman dan lancar.

“Kami berupaya menjaga keselamatan kedatangan Jemaah Haji dengan prinsip 3S + 1C yaitu safety, security, services & compliance salah satunya dengan mengatur kapasitas setiap bis yang ada agar sirkulasi kedatangan berlangsung dengan aman dan tidak menumpuk,” ujar Syaugi.

“Saya ucapkan selamat datang kembali ke tanah air, semoga dapat menjadi Haji yang mabrur dan dapat segera bertemu dengan keluarga dalam keadaan sehat wal-afiat,” tambahnya.

Bersamaan dengan itu, Kepala Bidang Penerimaan dan Keberangkatan PPIH Embarkasi Kota Balikpapan, Normansyah, turut menyampaikan jemaah haji akan diantar ke Embarkasi terlebih dahulu kemudian diarahkan ke PPIH Kota Balikpapan.

“Disamping itu, terdapat seorang Jemaah Haji asal Balikpapan bernama Abdul Gofur warga Ring Road, Sepinggan, meninggal dunia saat melakukan ibadah haji,” terangnya.

Sebagai informasi, debarkasi Jemaah Haji di Bandara SAMS Sepinggan terbagi menjadi 19 Kloter dan kloter terakhir akan tiba pada 20 Juli 2024 mendatang. (*/bro2)

Resep Ngatemi Berhaji Diusia 99 Tahun

BERANDAPOST.COM, BOYOLALI – Jemaah haji berusia 99 tahun, Ngatemi Alwi membagikan resep dapat melaksanakan haji dalam keadaan sehat di usianya yang hampir satu abad. Jemaah haji tertua se-Jawa Tengah tersebut menyebut dirinya masih dalam kondisi sehat dan semangat.

“Tidak ada keluhan. Sehat. Semangat. Ayo,” ujar Ngatemi asal Kabupaten Jepara seperti dilansir dari laman Kementerian Agama RI, Minggu (1/6/2024).

Menurut Ngatemi, ia bisa menjaga kesehatan karena suka menginang atau menyirih, makan sayur-sayuran dan ketela pisang, serta tidak mengonsumsi gorengan.

“Resepnya suka menginang, tidak makan goreng-gorengan, suka makan sayur, makan ketela pisang,” terangnya di Asrama Haji Boyolali.

Ngatemi juga mengaku, sebelum melaksanakan ibaadah haji, ia rutin melakukan olahraga seperti jalan-jalan dan senam. “Saya senang sekali bisa melaksanakan ibadah haji tahun ini,” ucapnya.

Ngatemi tergabung dalam rombongan jemaah haji Indonesia kelompok terbang (kloter) 73 Embarkasi Solo (SOC-73). Ia lahir pada 1 Juli 1925, memiliki dua anak dan lima cucu. Saat ini, ia berangkat haji didampingi putrinya yang bernama Mariyatun.

Petugas Tenaga Kesehatan Haji Kloter 73 Embarkasi Solo (SOC), dr. Laili Handayani mengungkap, hasil pemeriksaan kesehatan menunjukkan bahwa Mbah Ngatemi dalam kondisi sehat dan tanpa keluhan.

“Kalau dari hasil pemeriksaannya, alhamdulillah, Mbah Ngatemi ini dalam kondisi yang sehat saat ini, tidak ada keluhan apapun, gulanya juga normal. Alhamdulillah, beliau istita’ah untuk menjalankan ibadah haji,” ujarnya.

Laili juga mengatakan Mbah Ngatemi diberikan fasilitas kursi roda untuk memudahkan pelaksanaan ibadah haji. “Juga ada anaknya yang mendampingi beliau pada saat pelaksanaan ibadah,” ucap Laili.

Selain itu, untuk jemaah berisiko tinggi (risti) dan lansia akan rutin dilakukan pemantauan kesehatan. Serta melakukan visitasi kepada jemaah haji.

“Kita juga melakukan pos untuk pemeriksaan kesehatan. Jadi bagi jemaah haji yang mengalami keluhan atau ada keluhan, bisa melakukan pemeriksaan ke kami,” tutup Laili. (*/bro2)

Cerdik! Petugas Haji Ini Cari Jemaah Lansia Pakai Smart Locator

BERANDAPOST.COM, MADINAH – Namanya Muhammad Yahya Firdaus, seorang Petugas Haji Daerah (PHD) asal Bekasi yang bertugas di bidang layanan lansia. Dalam menjalankan tugasnya di Tanah Suci, Yahya berbekal sebuah alat bernama “Smart Locator”.

Alat yang menjadi uji coba penelitian dari Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jawa Barat (Kesra Jabar) ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan jemaah haji lansia pada saat emergency.

Melansir siaran berita Kementerian Agama RI, Kamis (30/5/2024), Smart Locator juga diproyeksikan untuk membantu pelayanan lansia yang tidak bisa menggunakan smart phone, sehingga diharapkan dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan pada jemaah haji lansia.

“Fungsi alat ini digunakan untuk lansia dengan cara dikalungkan atau dipasang sebagai gelang tergantung,” ujar Yahya.

Smart Locator memiliki diameter 2-3 cm dan memiliki tombol bulat di tengah. Jika tombol ini ditekan akan mengirimkan sinyal SOS data lengkap kepada ketua regu. Data yang dikirimkan antara lain nama lengkap, data jemaah, lokasi kejadian, dan jam kejadian.

“Smart locator telah disambungkan ke WhatsApp Blast grup kloter jemaah, sehingga ketika ketua rombongan ataupun ketua kloter menerima pesan ini keberadaan jemaah tersebut akan mudah dideteksi,” ujar Yahya.

Ia menambahkan, alat ini juga sensitif terhadap getaran. Jika terjadi kecelakaan terhadap jemaah lansia, misal terjatuh, maka alat ini akan mengirimkan sinyal SOS data tersebut.

“Ketika sudah diaktivasi, alat ini sudah merekam data jemaah melalui chip yang disimpan di dalamnya,” ungkap Yahya.

Alat ini akan diuji coba kembali di Makkah dengan asumsi beberapa tim akan bertemu di Makkah. Sebanyak 30 smart locator akan diuji coba penggunaannya dan nantinya diberikan ke enam orang jemaah haji di kloter JKS-23.

“Kemarin alat ini sudah kami uji coba di kebun kurma ketika city tour. Dan alhamdulillah hasil alat ini berfungsi dengan baik. Sinyal SOS yang dikirimkan ke grup WhatsApp Blast terbaca dengan baik dan jelas,” tukas pria yang pernah bekerja di bidang IT Development ini.

Sementara pemegang hak Smart Locator, Muhammad Reza, dari Tanah Air mengatakan, saat ini alat tersebut baru pada tahap uji coba fungsional. Hal ini untuk memastikan alat yang digunakan mengirimkan sinyal dengan baik ke grup WhatsApp Blast.

“Kedua yang perlu diujicoba adalah saat Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Masalah terbesar adalah jumlah dengan kapasitas seluler yang ada di sana apakah berjalan dengan baik,” ucap Reza.

Ia menerangkan, Smart Locator ini diinisiasi oleh Biro Kesra Jawa Barat dan nantinya akan dieksekusi oleh pihak Kemenag Jawa Barat.

“Setelah sampai di Tanah Air, kita akan mengadakan kuesioner untuk memastikan penggunaannya dari sisi user, apakah terganggu atau tidak, dan kedua adalah fungsi dari alat itu sendiri. Ini bisa menjadi saran untuk perbaikan kedepannya seperti apa,” tandas Reza. (*/bro2)