BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para Pemerintah Kota (Pemkot) mulai memikirkan sarana transportasi massal. Perihal itu disampaikan saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) XVII di Balikpapan.
Jokowi menyinggung tentang kemacetan arus lalu lintas. Bahkan dirinya melontarkan pertanyaan ke beberapa Wali Kota yang hadir termasuk Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud sebagai tuan rumah Rakernas Apeksi XVII.
“Pak Wali Kota, Balikpapan sudah macet? Sudah? Saya dengar sudah? Surabaya juga sudah macet. Pak wali Kota Bandung, Medan? Macet,” ucap Jokowi.
Sehingga Jokowi mengingatkan agar setiap Pemkot mulai memikirkan sarana transportasi massal. Tentunya untuk menekan potensi kemacetan arus lalu lintas pada tahun-tahun mendatang.
Jokowi kemudian memperkenalkan Autonomus Rapid Transit (ART). Sebuah transportasi umum dan massal yang tidak memakai rel.
“Tidak pakai rel tapi pakai magnet. Bisa dua atau tiga gerbong. Nah ini jauh lebih murah,” ungkapnya.
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan bahwa 70 persen penduduk Indonesia akan berada di perkotaan pada 2045. Bahkan 80 persen penduduk dunia akan bertempat tinggal di kota pada 2050.
“Ini sudah sering saya sampaikan,” ucapnya.
Jika itu terjadi, lanjut Jokowi, akan membuat beban kota semakin berat. Sehingga dirinya mengingatkan agar Pemerintah Kota (Pemkot) di seluruh Indonesia memiliki perencanaan yang detail.
AUTONOMUS RAPID TRANSIT
Disitat dari berbagai sumber, sarana transportasi massal Autonomus Rapid Transit (ART) merupakan inovasi dalam bidang transportasi yang menggabungkan teknologi kendaraan otonom dan sistem transportasi massal.
ART merupakan sistem transportasi yang menggunakan rangkaian kendaraan kecil yang bergerak secara otomatis pada jalur tetap. Kendaraan ini biasanya berbentuk seperti kereta kecil yang dapat mengangkut sejumlah penumpang.
ART disebut otonom karena kemampuannya untuk beroperasi tanpa pengemudi. Sistem kendali otomatisnya menggunakan sensor dan perangkat lunak untuk mengendalikan pergerakan kendaraan, menghindari tabrakan, dan menjaga jarak dengan kendaraan lain.
Selain itu, ART beroperasi pada jalur tetap yang dapat diprogram sebelumnya. Hal ini memungkinkan untuk pengaturan rute yang efisien dan dapat diprediksi.
ART pun dapat diimplementasikan dalam skala yang berbeda, mulai dari sistem kecil yang melayani kawasan perkotaan tertentu hingga sistem yang lebih besar dengan jalur yang panjang dan banyak stasiun.
TEKNOLOGI ART
Teknologi ART adalah inovasi yang menggabungkan teknologi kendaraan otonom dengan sistem transportasi massal.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang teknologi ini:
1. Kendaraan Otonom
Salah satu elemen kunci dari teknologi ART adalah penggunaan kendaraan otonom. Kendaraan ini dilengkapi dengan sensor-sensor yang dapat mendeteksi lingkungan sekitarnya, seperti kamera, lidar, radar, dan sistem pemrosesan data yang canggih.
Dengan menggunakan data yang dikumpulkan dari sensor-sensor tersebut, kendaraan dapat mengidentifikasi rute, menghindari rintangan, dan berkomunikasi dengan kendaraan lain dalam sistem.
2. Kendaraan Modular
Kendaraan ART sering kali dirancang dalam bentuk modular, yang berarti mereka dapat dihubungkan menjadi rangkaian yang panjang.
Ini memungkinkan sistem untuk menyesuaikan kapasitas transportasi sesuai dengan permintaan, dengan menambah atau mengurangi jumlah kendaraan yang beroperasi.
3. Jalur Tetap dan Kendali Pusat
ART biasanya beroperasi pada jalur tetap yang telah diprogram sebelumnya. Ini dapat berupa jalur yang ditandai secara fisik, jalur yang diberi kode, atau bahkan jalur virtual yang dikenali oleh kendaraan menggunakan sistem navigasi yang terintegrasi.
Sementara kendaraan bergerak secara otonom, mereka biasanya diawasi dan dikendalikan oleh sistem pusat yang memantau dan mengatur pergerakan kendaraan di seluruh jaringan.
4. Sistem Manajemen Transportasi
Teknologi ART juga mencakup sistem manajemen transportasi yang kompleks. Ini termasuk perangkat lunak yang mengelola jadwal operasional, mengoptimalkan rute dan waktu perjalanan, serta mengoordinasikan interaksi antara kendaraan.
Sistem ini juga dapat memberikan informasi real-time kepada penumpang tentang jadwal dan kondisi perjalanan.
5. Konektivitas dan Komunikasi
Kendaraan ART biasanya terhubung ke jaringan komunikasi yang memungkinkan interaksi antara kendaraan, infrastruktur jalan, dan pusat pengendalian
Ini memungkinkan pertukaran informasi penting, seperti pembaruan lalu lintas, kondisi cuaca, atau perubahan jadwal, yang dapat mempengaruhi perjalanan.
KELEBIHAN ART
1. Efisiensi
Dengan menggunakan teknologi otonom, ART dapat mengoptimalkan penggunaan energi dan waktu perjalanan dengan menghindari kemacetan dan mengatur kecepatan secara efisien.
2. Kenyamanan
ART menyediakan layanan transportasi yang nyaman bagi penumpang dengan rute yang teratur dan kendaraan yang terkontrol.
3. Tidak Bergantung pada Pengemudi
Karena operasinya otonom, ART tidak memerlukan pengemudi. Sehingga dapat mengurangi biaya dan meningkatkan fleksibilitas dalam jadwal operasional.
4. Kurangnya Emisi
Sebagian besar ART menggunakan tenaga listrik atau teknologi ramah lingkungan lainnya, sehingga mengurangi emisi gas buang dan dampak negatif terhadap lingkungan.
KEKURANGAN ART
1. Investasi Awal yang Besar
Presiden Jokowi memang tidak menyebut besarnya kebutuhan anggaran untuk pengadaan proyek ART. Namun Implementasi infrastruktur ART diyakini memerlukan investasi awal yang besar untuk pembangunan jalur, stasiun, dan pengadaan kendaraan otonom.
2. Keterbatasan Kapasitas
Meskipun dapat diatur untuk mengoperasikan rangkaian kendaraan secara terkoordinasi, ART memiliki keterbatasan kapasitas dibandingkan dengan sistem kereta konvensional.
3. Rentan terhadap Gangguan Teknis
Seperti halnya dengan teknologi, ART juga rentan terhadap gangguan teknis. Termasuk kegagalan perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat memengaruhi keandalan operasionalnya.
4. Tantangan Regulasi dan Keselamatan
Penggunaan kendaraan otonom dalam lingkungan transportasi masih memunculkan banyak pertanyaan terkait regulasi dan aspek keamanan, seperti tanggung jawab dalam kasus kecelakaan dan perlindungan data.
Meskipun memiliki beberapa kekurangan, teknologi ART menawarkan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas transportasi massal di berbagai kota di seluruh dunia.
Dengan perkembangan teknologi dan penyesuaian regulasi yang tepat, ART bisa menjadi salah satu solusi masa depan untuk mobilitas perkotaan yang berkelanjutan. (*/bro2)