BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Nelayan tangkap di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) masih memegang teguh kebudayaan tradisional saat beraktivitas melaut. Kearifan lokal yang masih dijunjung tinggi oleh para nelayan terbukti mampu membuat mereka bertahan di tengah era modernisasi.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap dan Perizinan Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten PPU, Lomo Sabani, menjelaskan bahwa para nelayan di daerah ini tidak menjadikan kemajuan teknologi di sektor perikanan sebagai satu-satunya cara untuk meningkatkan produktivitas.
“Mereka masih melihat buan dan sebagainya. Dan sampai sekarang, hal tersebut masih cukup akurat, karena mendapat pengetahuan secara turun temurun,” ungkap Lomo Sabani saat mendampingi Kepala Diskan Kabupaten PPU, Rozihan Azward, dalam suatu kesempatan baru-baru ini.
Meskipun demikian, saat ini sudah ada nelayan yang mulai menerapkan berbagai peralatan canggih, seperti alat fishfinder. Alat ini merupakan sistem navigasi satelit, atau Global Positioning System (GPS), yang dapat memberikan informasi akurat tentang keberadaan ikan di lautan.
Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa para nelayan PPU terbuka untuk memanfaatkan teknologi guna menjadi nelayan yang lebih modern.
Selain nelayan turun temurun, ada juga beberapa warga yang tertarik beralih profesi menjadi nelayan. Lomo Sabani kemudian menerangkan perbedaan signifikan antara perikanan tangkap dan budidaya.
“Area tangkapan perikanan tangkap mencakup seluruh area lautan. Sebagian nelayan ada di sungai, tetapi sebagian besar di laut. Di Kabupaten PPU, hampir 90 persen nelayan mencari ikan di laut, sedangkan di sungai sangat kecil persentasenya,” jelasnya.
SIAP MEMFASILITASI
Sementara itu, Kepala Diskan Kabupaten PPU, Rozihan Azward, menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) juga berupaya memfasilitasi para nelayan dengan peralatan modern. Langkah ini termasuk memberikan alat-alat yang diperlukan untuk menunjang produktivitas nelayan, seperti pengadaan GPS.
“Sudah kita lakukan, seperti pemberian GPS. Memang arahnya ke sana, menuju perikanan tangkap yang modern,” ujarnya.
Namun, Rozihan menekankan bahwa pemenuhan sarana armada juga sangat penting. Masih banyak nelayan yang membutuhkan kapal yang representatif.
Oleh karena itu, Diskan PPU terus berupaya meningkatkan bantuan pengadaan armada dalam setiap agenda pembahasan alokasi anggaran. “Memang yang paling dibutuhkan adalah armadanya,” tambahnya.
Selain itu, pihaknya juga memastikan keselamatan kerja para nelayan perikanan tangkap dengan memberikan berbagai alat keselamatan. Beberapa bentuk alat keselamatan yang diperlukan antara lain life jacket, bersamaan dengan bantuan alat tangkap yang memadai.
Nelayan juga perlu memperhatikan beberapa hal saat melaut pada malam hari, seperti menyediakan lampu penerang. Biasanya, nelayan harus menggunakan lampu merah di sisi kiri kapal, lampu hijau di sisi kanan kapal, dan lampu putih di tiang kapal.
Dengan semua perlengkapan tersebut, diharapkan para nelayan dapat bekerja dengan rasa aman selama melaut. (adv/bro3)