BERANDAPOST.COM, JAKARTA – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan bahwa penggunaan Garuda ID dalam pertandingan Timnas Indonesia melawan Jepang pada Jumat lalu berhasil menekan jumlah duplikasi tiket. Ia berharap pada pertandingan melawan Arab Saudi pada Selasa (19/11/2024), angka duplikasi tiket dapat lebih menurun.
Erick Thohir mengatakan hal ini saat meninjau persiapan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menjelang laga melawan Arab Saudi, Senin (18/11/2024). Ia mengungkapkan bahwa terjadi penurunan signifikan dalam jumlah tiket duplikasi. Saat laga melawan Australia, terdapat 10 ribu tiket duplikasi, sedangkan pada pertandingan melawan Jepang, jumlahnya menurun menjadi 2.500 tiket.
“Terima kasih kepada AFC, TNI, dan POLRI atas kenyamanan dan keamanan pertandingan kemarin. Sebelumnya, saat lawan Australia, banyak penonton berdiri dan ada 10 ribu tiket duplikasi. Namun, saat laga melawan Jepang, angka duplikasi tiket turun menjadi 2.500,” ujarnya.
Menurut Erick, penurunan duplikasi tiket ini merupakan prestasi yang luar biasa. Meski begitu, ia menekankan bahwa fokus utama bukan pada aspek komersial atau jumlah duplikasi tiket, melainkan pada masalah keamanan.
“Ini adalah soal keamanan, dan kami berusaha menekan jumlah duplikasi hingga seribu tiket. Dengan begitu, jika terjadi sesuatu, kami dapat menjaga keamanan dengan lebih baik,” jelasnya.
TEKNOLOGI PENGENALAN WAJAH
Erick menambahkan bahwa sistem pengawasan, termasuk penggunaan CCTV dan teknologi pengenalan wajah (face recognition), telah berjalan dengan baik. Bahkan, dalam pertandingan terakhir, teknologi ini mampu mendeteksi pencurian ponsel.
“Kami dapat melacak pelaku berdasarkan wajahnya dan mencocokkannya dengan tiket. Hal-hal seperti ini sangat mendukung kenyamanan dan keamanan,” kata Erick.
Untuk pertandingan kandang pada Maret 2024 melawan Bahrain, Erick berharap hanya kendaraan Presiden dan Wakil Presiden yang diizinkan memasuki kawasan GBK, sebagaimana penerapan pada Asian Games 2018.
“Mohon maaf, kami akan menerapkan sistem yang sama seperti pada Asian Games, hanya mobil Presiden atau Wakil Presiden yang boleh masuk. Semua kendaraan lainnya harus parkir dan menggunakan buggy,” ungkap Erick.
Selain itu, Erick juga mengungkapkan evaluasi mengenai fasilitas yang perlu mendapat perbaikan, terutama dalam hal makanan, minuman, dan aksesibilitas.
“Kami sedang berdiskusi dengan pihak GBK terkait penyediaan minuman. Selama dua jam dalam stadion, penonton kesulitan mendapatkan minuman,” ujarnya.
Pihaknya juga mempertimbangkan kebijakan untuk botol air yang tidak boleh menggunakan tutup, atau menggunakan plastik. “Meskipun lebih baik botol tanpa tutup untuk mengurangi sampah,” pungkasnya. (*/bro2)