BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Kegiatan Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) ke-II tingkat Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) resmi dibuka. Sebanyak 320 peserta mengikuti kegiatan yang berpusat Rumah Adat Rakan Tatau Penajam. Mereka terdiri dari pelajar SMP dan SMA dari 16 sekolah.
Jumbara ke-II ini akan berlangsung hingga 22 Desember 2024. Kegiatan ini menjadi ajang evaluasi dan pembinaan bagi generasi muda, khususnya dalam bidang kemanusiaan dan kebencanaan. Selama kegiatan, peserta akan mendapatkan pembekalan tentang pentingnya mitigasi bencana dan cara tanggap dalam menghadapi bencana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU, Kuncoro, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting. Ia menegaskan bahwa BPBD sering bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dalam penanganan kebencanaan. Kuncoro berharap kegiatan ini dapat menciptakan generasi muda yang tangguh dalam menghadapi bencana.
“Kegiatan ini akan terlaksana selama empat hari. Artinya, ini sangat penting dan sangat bagus, terutama bagi kami (BPBD) yang banyak bekerja sama dengan PMI. Kami berharap kegiatan ini dapat menciptakan generasi yang tangguh,” ujar Kuncoro, setelah meresmikan Jumbara Ke-II PMI PPU, Jumat, 20 Desember 2024.
Kuncoro juga menambahkan bahwa Jumbara ini menjadi wadah untuk mensosialisasikan mitigasi bencana kepada pelajar SMP dan SMA. Menurutnya, PMI dan BPBD selalu berkolaborasi dalam berbagai tugas kemanusiaan, termasuk pelatihan dan penyuluhan. Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dispora) Kabupaten PPU.
JUMLAH PESERTA MENINGKAT SIGNIFIKAN
Sekretaris PMI PPU, Abdul Cholik, menjelaskan bahwa Jumbara adalah kegiatan rutin yang pelaksanaannya setiap dua tahun sekali. Pada pelaksanaan tahun ini, jumlah peserta mengalami peningkatan signifikan. Bahkan semakin banyak peminatnya dari berbagai sekolah.
“Kegiatan ini melibatkan berbagai lomba seperti praktik pertolongan pertama, sanitasi dan kesehatan, siaga bencana, donor darah, hingga anjangsana. Peserta juga berkemah, dan kami akan menilai keindahan kemah mereka. Jumbara ini juga menjadi ajang untuk mengukur kemampuan peserta setelah satu tahun menjalani pelatihan,” jelas Abdul Cholik.
Selain itu, Abdul Cholik juga mengungkapkan bahwa PMI PPU masih menghadapi beberapa kendala dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Salah satunya adalah minimnya fasilitator bersertifikat yang dapat memberikan pelatihan kepada peserta. Selain itu, PMI juga membutuhkan tambahan bantuan hibah untuk mendukung kegiatan kemanusiaan.
“Kami berharap pada tahun depan anggaran untuk PMI dapat meningkat agar pembinaan dan kegiatan kemanusiaan dapat berjalan lebih optimal,” ujar Abdul Cholik.
Ia juga berharap dukungan lebih dari pemerintah dan masyarakat untuk memperkuat berbagai program kemanusiaan. (bro3)