BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan mencermati meningkatnya risiko inflasi pada akhir 2025. Puncak musim hujan, potensi banjir, dan terganggunya distribusi pangan akan menjadi faktor utama yang dapat menekan pasokan komoditas pertanian.
Kepala Perwakilan BI Balikpapan, Robi Ariadi, mengatakan kondisi tersebut berpotensi memengaruhi ketersediaan pasokan, terutama untuk komoditas hortikultura yang rentan cuaca.
“Puncak musim hujan dan risiko banjir, serta daerah sentra produksi menjadi tantangan bagi pemenuhan pasokan untuk Balikpapan dan PPU. Jika stok tidak cukup saat permintaan Nataru meningkat, harga komoditas bisa naik signifikan,” ujar Robi, Minggu (7/12/2025).
BI memprediksi permintaan naik tajam pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026. Kenaikan itu selaras dengan hasil Survei Konsumen BI Balikpapan November 2025. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat 123,8 atau lebih tinggi dari Oktober yang sebesar 119,3.
“Optimisme konsumen terus menguat. Hal ini mencerminkan keyakinan terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi enam bulan mendatang, baik terkait pendapatan, usaha, maupun kesempatan kerja,” ucap Robi.
Untuk menjaga tekanan harga tetap terkendali, BI Balikpapan bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Balikpapan, PPU, dan Paser akan memperkuat langkah stabilisasi.
Robi juga menjelaskan sejumlah strategi yang akan berjalan, antara lain pemantauan harga harian bahan pokok, sidak pasar, identifikasi risiko inflasi, dan rapat koordinasi rutin TPID.
Selain itu, TPID juga memperkuat kerja sama antar daerah (KAD). Termasuk mengoptimalkan kios penyeimbang, serta memperluas gelar pangan murah hingga tingkat kelurahan.
“Kami mendorong masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan untuk hortikultura dan memastikan pasokan SPPG tetap terjaga melalui kerja sama antara SPPG dan distributor pangan,” tambahnya.
Ke depan, BI memperkuat program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan mendorong optimalisasi roadmap pengendalian inflasi daerah 2025-2027. Upaya itu dilakukan untuk menjaga inflasi berada pada sasaran nasional tahun 2025, yaitu 2,5 persen ±1 persen. (bro2)



