BERANDAPOST.COM, BANDA ACEH – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memfokuskan percepatan pembukaan akses wilayah, konsolidasi pengungsi, serta pendistribusian bantuan logistik dalam penanganan banjir dan longsor Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Untuk meningkatkan kualitas layanan dasar, pemerintah mulai mengonsolidasikan pengungsi ke lokasi terpadu. Hingga 11 Desember 2025, sebanyak 16.164 pengungsi telah menempati 115 titik terpusat.
“Sementara itu, sekitar 15.000 pengungsi mandiri akan segera dipindahkan ke lokasi komunal,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Senin (15/12/2025).
Langkah ini bertujuan mempermudah pelayanan kesehatan, sanitasi, pangan, serta perlindungan kelompok rentan. Layanan dasar yang tersedia meliputi dapur umum, layanan kesehatan, dukungan psikososial, sekolah lapangan, dan fasilitas sekolah darurat.
Untuk Sumatra Barat, BNPB bersama Kementerian Sosial membangun 62 dapur umum tambahan. Langkah ini menyesuaikan pola pengungsian yang banyak memanfaatkan rumah ibadah.
Melalui Posko Logistik Bandara Sultan Iskandar Muda, BNPB mencatat total bantuan masuk mencapai 498,7 ton sejak 28 November. Dari jumlah tersebut, 351,4 ton telah tersalurkan.
“Ada sekitar 147,3 ton sebagai stok penyangga,” ucapnya.
Distribusi bantuan melalui tiga moda. Jalur udara mencatat 244 sorti dengan total sekitar 65 ton, kemudian adan tambahan 19 sorti pada 11 Desember hingga pukul 14.00 dengan total 18,6 ton.
Sedangkan untuk jalur darat melibatkan 42 truk dengan muatan sekitar 121,3 ton. Selanjutnya jalur laut menggunakan 12 kapal dalam 32 perjalanan.
“Saluran distribusi ini memastikan daerah terisolasi tetap mendapat pasokan pangan, selimut, tenda, obat-obatan, dan peralatan penunjang,” kata Muhari.
AKSES DARURAT PRIORITAS UTAMA
Selain itu, BNPB juga mempercepat pemasangan jembatan Bailey dengan dukungan TNI, Polri, dan Kementerian PUPR.
Untuk Aceh, progres pembangunan jembatan menunjukkan peningkatan signifikan. Tepin Redep Bireuen-Lhokseumawe mencapai 77 persen, Kepin Mane Bireuen-Takengon mencapai 85 persen, dan Kuta Blang mencapai 17,5 persen.
“BNPB menargetkan kendaraan roda empat dapat melintasi dua jembatan utama pada akhir pekan ini,” ujar Muhari.
Selanjutnya untuk Sumatera Barat, progres juga terus meningkat. Sikabel Pasaman Barat mencapai 70 persen, Bawah Kubang Solok 65 persen, Supayang Solok menuju 50 persen.
“Selanjutnya Padang-Mantuang Padang Pariaman mencapai 18 persen,” bebernya.
PANTAU PERKEMBANGAN 24 JAM
Sejumlah daerah mulai menyiapkan hunian sementara bagi warga yang rumahnya rusak berat atau hilang. Sumatra Barat mengusulkan pembangunan huntara untuk lima daerah. Daerah tersebut adalah Pesisir Selatan 38 unit, 50 Kota 288 unit, Tanah Datar 131 unit, Padang Pariaman 272 unit, dan Kota Padang 88 unit.
“Pesisir Selatan dan 50 Kota telah melengkapi data by name by address dan menunggu penerbitan SK bupati sebelum memulai pembangunan,” jelasnya.
Sementara itu, Aceh masih berada pada fase darurat penuh. Pemerintah menetapkan perpanjangan masa tanggap darurat pada 14–25 Desember 2025.
Fokus fase kedua mencakup pencarian dan pertolongan, hingga pemenuhan logistik dan energi, serta pembukaan akses wilayah. Termasuk juga pembangunan pengungsian terpadu, perencanaan huntara, serta penataan fasilitas umum dan sosial.
Asisten Teritorial Kodam Iskandar Muda, Kolonel Inf Fransisco, memastikan TNI bekerja selama 24 jam. TNI mendukung penataan pengungsi, pendirian dapur umum, pengamanan lokasi, serta percepatan pembangunan jembatan darurat. (bro2)



