BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota Balikpapan memperketat pengamanan destinasi wisata untuk menghadapi libur Nataru 2025/2026. Langkah tersebut guna menjaga layanan tetap aman saat kunjungan meningkat.
Kepala Disporapar Balikpapan, Ratih Kusuma, mewajibkan pengelola menyiapkan protokol layanan yang terstruktur. Protokol tersebut mencakup penerapan standar untuk seluruh destinasi.
Standar CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) menjadi pedoman utama menjaga kualitas layanan selama periode liburan.
Ratih menegaskan perlunya kesiapan destinasi saat arus kunjungan meningkat. Ia menilai kesiapan destinasi menentukan keselamatan dan kenyamanan wisatawan.
“CHSE bukan hanya standar kebersihan dan keamanan, tetapi juga alat mitigasi risiko,” ujarnya, Jumat, (5/12/2025).
Selain CHSE, Ratih meminta pengelola mematuhi Permenparekraf Nomor 6 Tahun 2025. Aturan tersebut mengatur manajemen risiko pada usaha pariwisata.
Peraturan itu mewajibkan adanya prosedur internal untuk mengantisipasi potensi masalah. Prosedur ini penting saat destinasi menerima lonjakan kunjungan.
Pada aspek pengamanan, pihaknya menindaklanjuti instruksi Mendagri melalui koordinasi lintas sektor. Koordinasi ini melibatkan unsur keamanan, kesehatan, transportasi, dan pengawasan harga makanan.
TERBITKAN SURAT EDARAN PARIWISATA
Instansi ini bahkan menerbitkan edaran kepada pengelola destinasi dan pelaku usaha pariwisata. Penyebaran surat edaran tersebut melalui WhatsApp Group asosiasi pariwisata seperti PHRI, HPI, dan Pokdarwis.
Selain itu, perangkat daerah ini juga menyiapkan pengiriman surat fisik agar seluruh pihak memahami kewajiban pengelolaan. Pengiriman ini memastikan tidak ada pengelola yang terlewat.
Selanjutnya untuk aspek mobilitas, ia mengimbau wisatawan menggunakan transportasi resmi. Imbauan ini mempermudah pengawasan perjalanan selama masa libur.
Sedangkan penataan parkir menjadi fokus pada destinasi dengan potensi kunjungan besar. Pihaknya juga mengawasi harga makanan demi melindungi wisatawan.
Ratih menjelaskan adanya peningkatan kunjungan sejak 2023 sampai Oktober 2025. Lonjakan tertinggi terjadi pada kendaraan roda dua setiap akhir pekan.
Untuk itu, a meminta pengelola menyiapkan solusi untuk mencegah penumpukan kendaraan. “Manajemen parkir akan sangat menentukan kelancaran arus kunjungan,” tegasnya.
Pantai Manggar, Pantai Lamaru, dan Penangkaran Buaya Teritip bakal menjadi titik padat. Destinasi lain seperti Hutan Bakau Graha Indah dan Grand City juga berpotensi ramai.
Ratih juga berharap seluruh langkah ini menciptakan pengalaman wisata yang aman dan tertata. “Kami ingin wisatawan merasa puas dan kembali lagi,” pungkasnya.



