Tidak Ada KPPS Dirawat di Rumah Sakit

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Beratnya menjadi petugas pungut hitung surat suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS), membuat sejumlah anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) bertumbangan. Terjadi sejak hari Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024 lalu.

Pasalnya, proses pungut hitung di TPS cukup memakan waktu dan menghabiskan energi karena banyaknya surat suara yang harus dihitung sesuai dalam kotak suara untuk semua pemilihan. Mulai dari Pemilihan Presiden-Wakil Presiden (Pilpres) hingga Pemilihan Legislatif (Pileg) yang meliputi DPD RI, DPR RI, DPRD Kaltim dan DPRD Balikpapan.

Kendati anggota KPPS telah menjalani pemeriksaan kesehatan dan diberikan suplemen atau vitamin sebelum bertugas.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty membeberkan, total anggota KPPS yang jatuh sakit karena kelelahanEm mencapai 47 orang.

“Dari 47 orang itu ada yang rawat jalan, diperiksa di puskesmas atau saat TPS, dan yang masuk rumah sakit 40 orang,” ungkap pejabat perempuan yang akrab disapa Dio ini, Selasa (27/2/2024).

Dari 40 anggota KPPS yang dilarikan ke rumah sakit, lanjut Dio, ada yang hanya sampai di Unit Gawat Darurat (UGD) untuk dilakukan observasi oleh tim medis. Beberapa harus menjalani rawat inap.

“Kemudian yang meninggal ada satu orang,” sebutnya.

Dio kemudian membuka aplikasi di smartphone miliknya untuk mengetahui perkembangan perawatan anggota KPPS di berbagai rumah sakit. Hasilnya tidak ada yang dirawat.

Update hari ini di Restu Ibu pernah ada anggota KPPS yang masuk, sekarang sudah tidak ada, sudah kosong. RS Hermina juga kosong, jadi tidak ada pasien. Selanjutnya di RS Balikpapan Baru, RS Siloam semuanya sudah tidak ada pasien,” bebernya.

Sebelumnya dikabarkan satu anggoa KPPS atas nama Ambiya meninggal dunia di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD). Almarhum diketahui memiliki riwayat penyakit hipertensi, sempat koma beberapa hari hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir pada hari ini karena gagal fungsi jantung. (bro2)

Balikpapan Kota Pertama di Dunia yang Melaksanakan Vaksinasi DBD

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Vaksinasi Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Bahkan Kota Balikpapan menjadi pilot project.

Menariknya, juga sebagai kota yang pertama di dunia melakukan vaksinasi tersebut. SDIT Al Auliya 2 Balikpapan menjadi lokasi pertama pemberian vaksin DBD pada Selasa (6/2/2024) lalu.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, Jaya Mualim menyebut berdasarkan laporan bahwa 75 persen anak yang divaksinasi. Kegiatan ini juga diliput oleh BBC London karena vaksinasi massal sebagai pilot project semacam ini baru pertama kali dilaksanakan di dunia.

“Kota Balikpapan yang pertama di dunia,” kata Jaya Mualim dikutip dari siaran berita Diskominfo Balikpapan.

Vaksinasi semacam ini juga pertama kali di Indonesia. Balikpapan jadi lokasi yang dipilih karena kesiapan dan merupakan lokasi kasus DBD tertinggi di Kaltim.

“Apalagi setiap tahun selalu meningkat dan kematian juga terjadi di Balikpapan. Maka kami prioritaskan di sini,” jelasnya.

Vaksin yang digunakan adalah Biofarma. Untuk diketahui, kasus DBD di Balikpapan sekitar lebih dari 30 persen dari seluruh kasus yang ada di Kaltim.

“Tahun lalu, sekitar 5.800, di sini kasusnya hampir 1.500 tahun 2023. Semoga dengan adanya vaksin, laporannya menurun. Meski baru dosis pertama. Jadi nanti ada 2 dosis, nanti di bulan Maret,” terangnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty menambahkan, sasaran vaksinasi adalah 13.885 anak kelas I, III, IV dan VI.

“Jadi sasaran kami bukan hanya di Al Auliya, tetapi seluruh sekolah dasar yg ada di Kecamatan Balikpapan Utara dan Kecamatan Balikpapan Tengah,” ungkap Andi Sri Juliarty atau akrab disapa Dio.

Dio menjelaskan, karena vaksin yang didapatkan dari Dinkes Provinsi Kaltim hanya 9.800 dosis, maka difokuskan pada sekolah di Kecamatan Balikpapan Utara dan Kecamatan Balikpapan Tengah terlebih dahulu.

“Sebab kasus DBD di Balikpapan terbanyak di usia 5-14 tahun di Kecamatan Balikpapan Utara dan Kecamatan Balikpapan Tengah,” pungkasnya. (*/bro2)

Kolaborasi Surveilans, Cegah KLB DBD di PPU

BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) cukup tinggi di Kabupaten Penajam Paser Utara pada awal tahun ini. Dibutuhkan upaya pencegahan agar tidak berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU, Budi Santoso mendapatkan informasi dari beberapa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) terkait lonjakan kasus karena gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut.

“Sudah mengalami lonjakan tinggi, 50 kasus,” kata Budi Santoso, Kamis (8/2/2024).

Puskesmas Babulu mencatatkan kasus DBD paling tinggi termasuk Waru dan Petung. “Dari sebelas puskesmas yang ada,” sebutnya.

Menurutnya, BPBD memiliki peranan dalam mengantisipasi lonjakan kasus agar tidak menjadi KLB. Bahkan telah dilaksanakan rapat koordinasi (rakor) bersama Dinas Kesehatan dan Puskesmas se-PPU.

“Kami akan berkolaborasi untuk melakukan surveilans di setiap wilayah, karena yang diantisipasi itu di pembiakan, bukan nyamuk dewasa,” ujarnya.

Genangan air yang bersih dan kurang mendapat sinar matahari menjadi lokasi nyamuk untuk berkembang biak. Nyamuk demam berdarah tidak mau menetaskan telurnya di air yang kotor.

“Tidak mau digenangan air yang kotor atau bercampur tanah,” sebutnya.

Masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan serta melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Pasalnya, suatu wilayah dinyatakan aman DBD apabila satu rumah 90 persen bebas jentik.

“Masyarakat harus rajin melakukan 3M seperti menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air serta mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi dijadikan sarang nyamuk,” jelasnya. (*/bro2)