TA Revamp Tak Pengaruhi Stok BBM dan LPG

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemillik kendaraan dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) pada kelompok rumah tangga, dipastikan meningkat saat menjelang hingga setelah Hari Raya Idulfitri tahun ini.

Sementara Kilang Balikpapan masih dalam proses Turn Arround-Plant Stop Revamp (TA Revamp), yang artinya produksi BBM dan LPG disetop sementara. TA Revamp berlangsung selama 58 hari sejak 15 Februari lalu.

Kendati begitu, Area Manager Comm, Rels & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra memastikan stok BBM dan LPG dalam keadaan aman.

“Kami mengoptimalkan distribusi dan mengamankan stok bahan bakar yaitu BBM, LPG dan Avtur di seluruh Terminal BBM,” kata Arya usai buka puasa bersama awak media di Balikpapan, Jumat (22/3/2024) malam.

Terminal BBM yang dimaksud Arya antara lain Integrated Terminal (IT) maupun di Fuel Terminal (FT). Sedangkan Avtur sebagai BBM khusus pesawat udara ditempatkan di Aviation Fuel Terminal (AFT).

“Untuk pendistribusian, kami libatkan lembaga penyalur seperti SPBU dan pangkalan LPG,” ujarnya.

Pemenuhan kebutuhan BBM dan LPG khususnya di Kalimantan Timur dilayani melalui suplai dari IT Balikpapan, FT Samarinda dan Jobber Berau yang juga mendistribusikan Avtur.

Rinciannya, BBM didistribusikan ke 169 unit SPBU dan 108 unit Pertashop. Kemudian LPG disalur ke lebih dari 3.100 pangkalan, serta Avtur disuplai ke 2 AFT di Kalimantan Timur.

“Saat ini kondisi stok BBM, LPG dan Avtur di wilayah Kalimantan Timur dalam keadaan aman,” ungkapnya.

IT Balikpapan, FT Samarinda dan Jobber Berau memiliki ketahanan stok Pertalite antara 8-12 hari akumulatif. Sedangkan Pertamax sekitar 14-18 hari, Solar sekitar 5-8 hari dan LPG sekitar 6-8 hari.

Area Manager Comm, Rels & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra. (BerandaPost.com)

“Ketahanan untuk Avtur di AFT Sepinggan Grup dengan aneksasi AFT APT Pranoto dan AFT Kalimarau memiliki ketahanan hingga 6-14 hari akumulatif,” bebernya.

Ketahanan stok dipastikan terus bertambah seiring dengan distribusi stok BBM melalui kilang dan kapal. “Ship To Ship (STS) Balikpapan,” ucapnya.

Sementara itu, rerata normal penyaluran harian produk BBM di Kaltim sampai dengan 21 Maret 2024 untuk Pertalite sebanyak 1.643 Kiloliter (KL) per hari, Pertamax 513 KL per hari dan Biosolar 538 KL per hari.

Sedangkan untuk LPG 3 Kg, penyaluran harian sebanyak 375 Metrik Ton (MT) per hari dan LPG Nonsubsidi sebanyak 104 MT per hari. Kemudian Avtur penyaluran harian sekitar 268 KL.

Kemudian khusus Kota Balikpapan, rerata normal penyaluran harian BBM sampai dengan 21 Maret 2024 diantaranya Pertalite sebanyak 200 Kiloliter (KL) per hari, Pertamax 188 KL per hari dan Biosolar sebanyak 87 KL per hari.

Selanjutnya LPG 3 Kg sebanyak 62 MT per hari dan LPG Nonsubsidi sebanyak 27 MT per hari. “Untuk avtur penyaluran harian sekitar 222 KL” sebutnya.

Pertamina juga akan mengaktifkan posko Satgas Ramadan dan Idulfitri (RAFI) serta penambahan beberapa titik SPBU Kantong di jalur-jalur wisata atau jalur mudik.

“Posko satgas rencananya dimulai 25 Maret dan akan berakhir 21 April 2024. Posko ini akan memantau stok dan distribusi BBM, LPG dan Avtur selama Ramadan dan Idulfitri 1445 H,” jelas Arya.

Permintaan Pertalite dan Pertamax pada momen yang sama tahun lalu meningkat sekitar 6 hingga 8 persen. Kondisi serupa juga terjadi pada LPG yang naik sekitar 3 persen.

“Begitu juga dengan Avtur, akan ada kenaikan. Tapi untuk angka pastinya akan kami sampaikan setelah satgas dimulai,” pungkasnya. (bro2)

RDMP Demi Warisan Energi Masa Depan

BERANDAPOST.COM, JAKARTA – Kebutuhan masyarakat akan Bahan Bakar Minyak (BBM) terus meningkat setiap tahunnya, mendorong Pertamina untuk menjawab tantangan tersebut melalui program pengembangan kilang. Salah satu inisiatif terbesar yang tengah digelar adalah Refinery Development Master Plan (RDMP) di Kilang Balikpapan.

“Proyek RDMP Balikpapan adalah tonggak sejarah bagi Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional,” ungkap Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y Nasroen.

Dengan dua instalasi Crude Distillation Unit (CDU) berkapasitas total 260 ribu barrel per hari, Kilang Balikpapan telah beroperasi sejak tahun 1997. Melalui RDMP, kapasitas produksi kilang ini akan meningkat menjadi 360 ribu barrel per hari.

Proyek ini melibatkan 5.203 peralatan dengan total berat 110 ribu ton, setara dengan 4,5 kali berat patung Liberty di New York. “Kami fokus pada aspek HSSE untuk memastikan keberlangsungan operasional dan proyek secara bersamaan,” tambah Hermansyah.

Pencapaian proyek ini termasuk pemasangan peralatan RFCC terbesar di Kilang Balikpapan, dengan berat melebihi 1.000 ton. Peralatan ini bahkan 12 kali lebih berat dari pesawat Boeing 737-800.

Selain itu, Propane/propylene Splitter yang setinggi 110 meter, setara dengan gedung 30 lantai, juga menjadi prestasi proyek ini. Pemasangan kabel elektrikal sepanjang 5 ribu km, setara dengan jarak Jakarta – Seoul, juga mencatatkan pencapaian signifikan.

Para pekerja memasuki kawasan Kilang Balikpapan. RDMP bertujuan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 360 ribu barel per hari. (Istimewa)

Dukungan dari 22.983 pekerja menghidupkan aktivitas sosial di sekitar kilang, meningkatkan sektor penginapan dan penyediaan makanan lokal. Kontribusi pada sektor ketenagakerjaan juga menekankan pemberdayaan pekerja lokal.

“RDMP Balikpapan akan selesai pada tahun 2025, menjadi salah satu prestasi terbesar Pertamina,” tandas Hermansyah.

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mendedikasikan diri pada prinsip ESG (Environment, Social & Governance) dan telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC).

KPI berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal UNGC dalam menjalankan operasionalnya dengan profesionalisme, menjadikannya Perusahaan Kilang Minyak dan Petrokimia kelas dunia dengan tata kelola yang bertanggung jawab. (*/bro2)