BERANDAPOST.COM, SOLO – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan meraih penghargaan Gold atau Emas dalam kategori Pendidikan pada Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) tingkat nasional. Penghargaan bergengsi ini diterima atas keberhasilan Program Kampung Inggris dan Kreativitas Lawe-lawe, yang diakui sebagai upaya konkret dalam menghadapi perubahan iklim dengan mengedukasi masyarakat.
ISRA tahun ini mengusung tema “Confronting Climate Change: Survive to Revive”, menekankan pentingnya dekarbonisasi melalui partisipasi aktif masyarakat. Penerapan prinsip Environmental, Social, Governance (ESG) menjadi kunci dalam upaya ini, sesuai dengan visi KGPAA Mangkunegara X, Gusti Pangeran Haryo Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.
“Masyarakat sebagai aktor utama dalam dekarbonisasi. ESG harus disinkronkan dalam setiap langkah praktik dekarbonisasi,” ujarnya.
Dorongan untuk meningkatkan kesadaran akan dampak perubahan iklim juga menjadi fokus utama. Staff Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Karliansyah, menggarisbawahi pentingnya mengendalikan peningkatan suhu demi menjaga ketahanan pangan Indonesia yang rentan.
“Setiap tahunnya Indonesia mengalami peningkatan suhu sekitar 0,03 celcius. Peningkatan suhu ini tentunya jika tidak dikendalikan maka akan mengancam ketahanan pangan negara kita,” ungkapnya.
“Kami bersyukur atas dukungan yang diberikan untuk program ini, yang berkontribusi signifikan dalam memajukan pendidikan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Penajam Paser Utara,” ungkap Dodi.
Program ini bukan sekadar upaya pendidikan formal, melainkan juga sarana pengembangan minat dan bakat anak-anak di daerah tersebut. Konsistensi PT KPI Unit Balikpapan dalam memperkuat inisiatif sosialnya mencerminkan komitmen mereka untuk mendorong kemajuan komunitas lokal. (*/bro2)
BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Program Kampung Iklim (Proklim) Semarak Muara Rapak binaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan menerima kunjungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk penilaian pencalonan Proklim Semarak menuju Lestari. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari yakni 20 dan 21 Mei 2024.
Turut hadir Camat Balikpapan Utara Muhammad Fadli sebagai bentuk dukungan instansi pemerintahan terhadap Proklim Semarak yang berada di wilayahnya. Dalam sambutannya Fadli menyampaikan pentingnya peran Proklim dalam menghadapi dampak dari perubahan Iklim.
“Perubahan iklim ini terjadi sangat cepat di Ballikpapan, seperti hari ini pagi hari hujan bisa saja sebentar lagi langsung panas, perubahan ini perlu adanya adaptasi dan mitigasi dari masyarakat juga agar siap menghadapi perubahan iklim yang begitu cepat terjadi,” ujar Fadli disitat dari rilis, Kamis (23/5/2024).
Berkat upaya melakukan pengembangan, Proklim Semarak berkesempatan menjadi salah satu kandidat yang dicalonkan menuju Proklim Lestari pada tahun ini. Sejak tahun 2020 Proklim Semarak mendapatkan predikat Utama. Dalam kegiatan penilaian yang dilakukan ini, menghadirkan 10 binaan dari Proklim Semarak untuk diwawancarai oleh dewan juri.
Kegiatan penilaian diawali dengan paparan dari ketua Proklim Semarak dengan memaparkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama Proklim tingkatan Utama hingga saat ini menjadi calon Lestari. Salah satu pemaparan menjelaskan kegiatan yang telah dilakukan yaitu pengelolaan sampah dan penghijauan.
Pada kegiatan hari kedua berupa kunjungan ke 10 binaan Proklim Semarak yang terletak di 10 Kelurahan. Kelurahan tersebut adalah, Kelurahan Prapatan, Kelurahan Gunung Bahagia, Kelurahan Sumber Rejo, Kelurahan Karang Rejo, Kelurahan Mekar Sari, Kelurahan Gunung Samarinda, Kelurahan Sepinggan Raya, Kelurahan Baru Ilir, Kelurahan Gunung Sari Ulu dan Kelurahan Telaga Sari.
Selama pengumpulan data hingga kegiatan verifikasi lapangan berakhir, PT KPI Unit Balikpapan terus melakukan pendampingan ke binaannya agar kegiatan tersebut dapat terlaksananya dengan baik.
“Semoga usaha Proklim Semarak yang telah dilakukan bisa mendapatkan hasil tingkatan Proklim Lestari ini. Karena perusahaan berupaya terus mendukung kegiatan-kegiatan pengembangan yang di lakukan oleh kelompok,” ujar Pjs. Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI Unit Balikpapan Lifania Riski Nugrahani
Dukungan dari berbagai pihak juga sangat membantu Proklim Semarak terutama DLH Kota Balikpapan. “Ini menjadi motivasi untuk Proklim agar terus maju,” tutupnya. (*/bro2)
BERANDAPOST.COM, BADUNG – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menunjukkan aksi nyata dalam menangani isu pengelolaan sumber daya air, terutama di wilayah Nusantara.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, dalam panel ahli dan pemimpin tingkat tinggi mengenai air dan bencana (HELP) ke-23 yang merupakan bagian dari rangkaian acara World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, pada Minggu, (19/05/2024).
“Pada forum ini, saya mengusulkan agar kita terus mengadvokasi penerapan digitalisasi dan solusi berbasis alam secara lebih luas. Saat kita berusaha mencapai kerangka kerja untuk mengatasi masalah air pada WWF ke-10 yang akan dimulai besok, saya ingin mendorong semua pihak untuk terus menyerukan percepatan adopsi kedua elemen praktis namun transformatif ini,” ucap Bambang.
Bambang mengusulkan agar solusi digital dan berbasis alam terus diadvokasi untuk diterapkan secara lebih luas. Kedua elemen ini dianggap sebagai langkah praktis dan transformatif yang dapat membantu menyelesaikan berbagai masalah terkait air.
Dalam enam bulan terakhir, tantangan terkait air semakin meningkat, termasuk bencana air, nexus air-pangan-energi, dan dampak air terhadap kualitas hidup. Di wilayah seperti Rio Grande do Sul di Brasil, Baghlan Utara di Afghanistan, dan Sumatera Barat di Indonesia, masyarakat masih memulihkan diri dari banjir yang menewaskan sekitar 500 orang dan membuat lebih dari 90.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Di Asia Tenggara, dalam empat bulan pertama tahun ini, terjadi setidaknya 320 insiden banjir dan kekeringan, yang menyebabkan ratusan kematian dan banyak kehilangan tempat tinggal.
Insiden tersebut terjadi di tengah banyak negara berkembang yang masih jauh dari pencapaian SDG 6 tentang Air Bersih dan Sanitasi, dengan sekitar 1,9 miliar orang di Asia dan Pasifik masih kekurangan akses ke air bersih dan sanitasi menurut UNESCAP.
Bambang Susantono menekankan bahwa transformasi digital dapat menyediakan data yang luas untuk analisis mendalam, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat ketahanan sistem air. Solusi berbasis alam, seperti reforestasi dan sistem drainase berkelanjutan, menawarkan peluang untuk menciptakan kehidupan yang lebih berkelanjutan.
“Sebagai contoh, di ibu kota baru Indonesia, Nusantara, terdapat pondok pesantren Hidayatullah di Kecamatan Sepaku. Di dalam sekolah seluas 10 hektar ini, terdapat basin retensi alami yang merupakan sumber air bersih vital. Basin ini mendukung kebutuhan sekolah dan masyarakat sekitar, dengan sistem pengelolaan air yang berkelanjutan,” sebut Bambang.
Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono. (Istimewa)
Otorita Ibu Kota Nusantara berkomitmen untuk mengadopsi konsep “kota spons” yang memanfaatkan solusi berbasis alam. Otoritas IKN juga bekerja sama dengan berbagai instansi, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), untuk mengembangkan rencana induk pengendalian banjir dan drainase.
Nusantara juga mengintegrasikan komponen kota pintar, seperti Manajemen Air Cerdas dan Sistem Peringatan Dini, untuk memastikan ketahanan kota.
Bambang Susantono mengajak semua pihak untuk terus bekerja keras dalam mengatasi tantangan terkait air, perubahan iklim, dan ketahanan dengan memanfaatkan teknologi dan solusi berbasis alam.
“Air bukan sekadar sumber daya, tetapi esensi yang menopang kehidupan dan ekosistem,” sebutnya.
Bambang berharap WWF yang akan datang dapat menghasilkan semangat yang kuat untuk melindungi sumber daya air bagi generasi mendatang.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono menyatakan siap bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk Otorita IKN, untuk menghadapi perubahan iklim melalui pengelolaan air bersih yang baik.
Basuki menegaskan pentingnya kolaborasi dalam mengatasi tantangan perubahan iklim dan memastikan akses air bersih yang berkelanjutan bagi masyarakat.
“Kami (KemenPUPR) selalu mendalami setiap kemitraan dengan berbagai pihak dalam pengelolaan sumber daya air. Kita sudah banyak melihat bagaimana perubahan iklim sangat berdampak pada kemajuan dan kesejahteraan sosial-ekonomi warga dunia, di mana hal ini salah satunya bisa kita antisipasi dengan pengelolaan sumber daya air yang baik dan benar dengan berbagai pihak yang saling bersinergi,” ucap Basuki.
Pertemuan HELP ke-23 ini dipimpin oleh Han Seung-Hoo, mantan Perdana Menteri Korea. Selain itu, hadir pula Mark Harbers, Menteri Infrastruktur dan Pengelolaan Air Belanda. (*/bro2)