Wujudkan Pemerataan, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud Tidak Ingin Lapangan Merdeka-sentris

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Upacara HUT ke-127 Kota Balikpapan tak lagi digelar di Lapangan Merdeka. Pemerintah Kota (Pemkot) memanfaatkan aset daerah berupa Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) Dome.

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud menerangkan dipakainya BSCC Dome karena milik pemerintah. Beda halnya Lapangan Merdeka yang merupakan aset dari Pertamina.

“Karena kan kita punya fasilitas sendiri, kenapa tidak dimanfaatkan,” kata Rahmad Mas’ud, Sabtu (10/2/2024).

Pemanfaatan BSCC Dome untuk upacara maupun kegiatan besar lainnya, diyakini dapat menghidupkan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sekitar. Terlebih, pelaku UMKM di Lapangan Merdeka juga sudah berjalan atau masih eksis.

“Nah di sini akan kita kembangkan supaya terjadi pemerataan. Jadi bukan hanya lapangan merdeka-sentris. Harus dibagi,” ujarnya.

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud gembira saat menerima kue ulang tahun dari seorang anak. Balikpapan kini berusia 127 tahun. (Istimewa)
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud gembira saat menerima kue ulang tahun dari seorang anak. Balikpapan kini berusia 127 tahun. (Istimewa)

Rahmad pun memastikan setiap kegiatan pemerintahan berskala besar akan tetap dilaksanakan di BSCC Dome. “Seterusnya akan di sini,” ucapnya.

Tak cuma itu. Dia menegaskan tidak ada larangan dari Pertamina selaku pengelola untuk menggunakan Lapangan Merdeka. Apalagi yang dilaksanakan adalah kegiatan pemerintahan.

“Bukan karena ada larangan dan gak mungkin acara pemerintah dilarang. Tapi ini bentuk kepedulian untuk mengembangkan UMKM,” terangnya.

Rahmad ingin para pelaku UMKM tak sekadar berada di tengah kota. Misalnya di kawasan Klandasan. Melainkan turut memanfaatkan area sekitar BSCC Dome supaya benar-benar menjadi lokasi alternatif bagi warga untuk berkumpul dan pelaku UMKM menjalankan usahanya.

“Jangan semata-mata arahnya ke Klandasan, nanti macet juga di sana kan. Jadi kita pecah, dan hasilnya lumayan,” pungkasnya. (bro2)

Diversifikasi Produk Olahan, Singkong Disulap Jadi Gula

BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Warga Siaga Sehat (Wasiat) Posyandu Dewi Shinta menggelar kegiatan pelatihan Diversifikasi Produk Olahan Singkong dan Jahe di Desa Girimukti, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada Minggu (21/1/2024) kemarin.

Pelatihan diikuti 20 peserta yang terdiri dari kader Posyandu Dewi Shinta, Kader Posyandu Ria Manuntung 13 Baru Tengah, Kader Posyandu Sejahtera 51 Baru Ilir, Perwakilan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Girimukti serta anggota Dasawisma Desa Girimukti.

Pelatihan difasilitasi Dosen Fisipol Universitas Mulawarman, Suriansyah Yudi yang pernah menimba ilmu Spesialis Kesehatan di Universitas Chongshin China. Selain aktif menjadi dosen, Yudi juga merupakan Ketua Asosiasi Pengobatan Tradisional Kalimantan Timur.

Yudi menyampaikan bahwa adanya inovasi ini diharapkan dapat menghidupkan kembali harga singkong untuk mendukung para petani, khususnya di wilayah PPU, Balikpapan dan sekitarnya.

“Singkong dapat diolah menjadi gula yang memiliki kandungan sangat baik bagi kesehatan tubuh,” kata Yudi.

“Gula singkong berasal dari tepung singkong (tapioka) yang diolah menggunakan enzim Alfa amylase dan Gluco amylase. Sehingga memiliki manfaat yang sangat beragam.

“Dari kandungan yang rendah kalori hingga dapat mencegah gigi keropos,” jelasnya.

Materi Diversifikasi Produk Olahan pada pelatihan kali ini adalah produk-produk inovatif berbasis singkong dan jahe yang diolah menjadi jahe serbuk, gula singkong dan tepung mocaf.

Ketua Kelompok Wasiat Dewi Shinta, Sahriyah menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dalam olahan gula dari singkong dan membuat serbuk dari jahe.

“Agar bermanfaat untuk kesehatan masyarakat sekitar terkhusus para lansia yang masih mengkonsumsi gula,” ujar Sahriyah.

Untuk diketahui bersama, Wasiat merupakan kelompok yang berfokus pada bidang kesehatan. Kelompok ini juga berupaya untuk meningkatkan kompetensi kader posyandu.

Sedangkan diversifikasi merupakan strategi pengembangan untuk produk yang dimiliki. Diversifikasi memungkinkan mitra binaan untuk memproduksi beberapa produk yang mirip dengan yang sudah ada. Namun tetap memiliki perbedaan seperti ukuran, jenis, atau merek yang berbeda.

Perwakilan peserta dari Wasiat Balikpapan, Rohana ingin mereplikasi pelatihan menjadi produk UMKM khas Wasiat Sejahtera. Sehingga produk UMKM terus bertambah dan juga memberikan manfaat kesehatan bagi konsumen.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat, kita bisa belajar membuat tepung mocaf, gula rendah dari singkong dan pemanfaatan umbi-umbian menjadi bubuk,” ungkapnya.

Di tempat terpisah, Area Manager Communication Relations & CSR PT KPI Unit Balikapapan Ely Chandra Peranginangin menjelaskan bahwa kelompok binaan CSR Program Wasiat yang terletak di tiga lokasi berbeda memang memiliki keunikan masing-masing di tengah program peningkatan kesehatan yang terus dilakukan para kader.

“Seperti di WASIAT Dewi Shinta dan Baru Ilir yang telah memiliki produk olahan dari tanaman obat keluarga (toga). Dari pelatihan ini, harapannya dapat memperkaya skill dari para kader utamanya dalam hal diversifikasi produk. Sehingga aspek peningkatan ekonomi dapat tercapai,” pungkas Chandra. (*/bro2)