BERANDAPOST.COM, SAMARINDA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) sudah melaksanakan rapat koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk menyusun Rencana Kerja Pembangunan Dana Bagi Hasil (RKP DBH) Sawit tahun anggaran (TA) 2023 dan 2024.
Rakor tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Dana Bagi Hasil Perkebunan Sawit.
Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Ahmad Muzakkir mengatakan, alokasi DBH Sawit untuk TA 2023 telah disalurkan ke seluruh daerah pada Desember 2023 termasuk alokasi sebesar Rp43,4 miliar untuk Pemprov dan Rp11,8 miliar untuk Kota Samarinda.
“Namun, bagi daerah yang RKP DBH Sawit TA 2023 belum disetujui atau belum disampaikan, penggunaan DBH Sawit tidak dapat dilaksanakan,” ungkapnya dikutip dari laman Diskominfo Kaltim, Kamis (8/2/2024).
Selain itu, DBH Sawit yang telah disalurkan namun belum terealisasi akan menjadi Sisa Dana Bagi Hasil (SiLPA) terikat. Oleh karena itu, perlu dianggarkan kembali dalam RKP DBH Sawit TA 2024 dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) TA 2024.
Peran pemerintah provinsi dalam pengelolaan DBH Sawit mulai dari mengakomodir pembahasan RKP DBH Sawit dengan pemerintah kabupaten/kota di wilayahnya, serta melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap alokasi penggunaan anggaran dan teknis pelaksanaan kegiatan.
“Tentunya yang didanai dari DBH Sawit oleh pemerintah kabupaten/kota,” sebutnya.
Rapat koordinasi ini bertujuan untuk mencegah tumpang tindih dalam penganggaran dan pelaksanaan kegiatan DBH Sawit TA 2023 dan 2024.
Hasil dari kegiatan ini akan dibahas lebih lanjut dalam asistensi bersama Kementerian Keuangan RI, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, Kementerian Pertanian RI, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, serta Kementerian Dalam Negeri RI.
“Pembahasan selanjutnya akan dilakukan dalam asistensi RKP DBH Sawit antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota se-Kaltim bersama kementerian terkait,” jelasnya.
Penyampaian RKP ke kementerian akan dilakukan secara kolektif oleh pemerintah provinsi. “Satu minggu sebelum waktu pembahasan,” pungkasnya.
Peserta rakor yang dilaksakan Rabu (7/2/2024) kemarin terdiri dari Kementerian PUPR, Direktorat Jendral Perkebunan, BPJN Kaltim, Perangkat Daerah maupun Tim Koordinasi DBH kabupaten/kota se-Kaltim. (*/bro2)