Komunitas Difabel Sambut Wakil Duta Besar Australia untuk Tinjau Program Inklusi di Balikpapan
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud menerima audiensi Wakil Duta Besar Australia Gita Kamath yang akan meninjau perkembangan Program Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif atau INKLUSI. (Istimewa)

Komunitas Difabel Sambut Wakil Duta Besar Australia untuk Tinjau Program Inklusi di Balikpapan

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia menyambut kunjungan Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gita Kamath di Kota Balikpapan untuk meninjau perkembangan Program Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI) yang diimplementasikan di kota ini.

Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Anzac, di mana Gita Kamath mengunjungi Kota Balikpapan dan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 23-25 April 2024. Termasuk menggelar audiensi dengan Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud.

“Melalui Program INKLUSI, SIGAB Indonesia melaksanakan program Strengthening Social Inclusion for Disability Equity and Rights (SOLIDER),” kata Direktur SIGAB Indonesia, M. Joni Yulianto, Kamis (25/4/2024).

SIGAB memperkuat penyandang disabilitas melalui pembentukan Kelompok Disabilitas Kelurahan (KDK) yang bertujuan memberikan ruang bagi penyandang disabilitas untuk berbagi ide dan aspirasi, serta untuk mengadvokasi hak-hak mereka.

“Termasuk meningkatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan seperti musyawarah perencanaan pembangunan kelurahan,” jelasnya.

Selain itu, SIGAB juga mendampingi penguatan Unit Layanan Disabilitas (ULD) bidang ketenagakerjaan, memperkuat aksesibilitas dan inklusifitas layanan publik, serta penguatan penyadaran pendidikan inklusif untuk mendukung akses kerja difabel.

Anggota KDK juga telah difasilitasi untuk bekerja sama dengan pemerintah kelurahan dan lembaga pemerintah untuk menuju Kelurahan Inklusi, peningkatan akses terhadap pendidikan, program perlindungan sosial, jaminan kesehatan nasional, serta meningkatkan perlindungan dan pencegahan kekerasan terhadap penyandang disabilitas.

“Semua kegiatan tersebut bertujuan untuk mengurangi stigma dan eksklusi yang sering dialami oleh penyandang disabilitas,” jelasnya.

Di Kalimantan Timur, SIGAB mendirikan 12 KDK di 12 kelurahan, meliputi 6 di Kota Balikpapan dan 6 di Kota Samarinda. Di Balikpapan, KDK telah terbentuk di Kelurahan Gunung Sari Ilir, Gunung Sari Ulu, Manggar, Manggar Baru, Telaga Sari, dan Prapatan.

KDK di Kota Balikpapan aktif terlibat dalam berbagai inisiatif peningkatan keterampilan dan pemberdayaan untuk anggotanya. Upaya-upaya ini mendapatkan dukungan melalui kemitraan kolaboratif dari berbagai organisasi swasta dan publik.

Dalam kunjungannya di Balikpapan, Gita Kamadh berdiskusi dengan pejabat pemerintah setempat serta anggota KDK dari 6 Kelurahan tentang inklusi disabilitas di Kota Balikpapan.

Gita Kamadh lalu mengunjungi pameran usaha mikro yang dimiliki oleh komunitas disabilitas serta Kios DIF-ABLE, sebuah ruang kolaboratif dan pusat kewirausahaan bagi individu dengan disabilitas di Kota Balikpapan.

Kunjungan ini adalah sebuah kesempatan berharga untuk memperkuat kerjasama antar lembaga serta meningkatkan pemahaman akan tantangan dan potensi yang dihadapi oleh komunitas disabilitas menuju masa depan yang lebih inklusif bagi semua. (*/bro2)