BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Upaya intervensi stunting atau tengkes di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) kini mengerucut pada sosialisasi perubahan pola asuh orang tua.
Berdasarkan data tahun 2023, angka tengkes di PPU masih berada di angka 24,6 persen, jauh dari target pemerintah yaitu 14 persen.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) PPU, Linda Romauli Siregar, mengatakan bahwa penurunan angka tengkes belum signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
“Saya sering turun ke lapangan. Faktor yang perlu kita intervensi adalah pola asuh dari orang tua,” ujar Linda saat ditemui di sela-sela kegiatan Puncak Acara Festival Harmoni Budaya Nusantara (FHBN) Tahun 2024 di Taman Penyembolun Alun-Alun Kantor Bupati Kabupaten PPU, Jumat (6/9/2024).
Menurut Linda, masih banyak orang tua yang kurang peduli terhadap kesehatan anak-anak mereka, termasuk dalam hal makanan dan asupan gizi.
Ia menyebutkan bahwa berdasarkan fakta di lapangan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU, bekerja sama dengan TP-PKK, telah mengadakan program Pemberian Tambahan Makanan (PTM). Namun, yang menerima manfaatnya bukan anak-anak yang terindikasi kurang gizi atau gizi buruk.
“Ketika kami memberikan PTM, yang mengonsumsi adalah orang tua atau kakaknya. Jika anaknya malas makan, mereka dibiarkan saja,” ucapnya.
Linda menilai bahwa tindakan yang saat ini bisa dilakukan oleh pemangku kebijakan adalah intervensi untuk mengubah pola asuh para orang tua.
SOSIALISASI KE KELURAHAN DAN DESA
Linda Romauli Siregar mengungkapkan bahwa seluruh kader TP-PKK telah dikerahkan dalam upaya intervensi tengkes, termasuk melakukan kunjungan lapangan ke Posyandu di kelurahan dan desa di seluruh Kabupaten PPU untuk menyosialisasikan pentingnya mengubah pola asuh orang tua.
“Kalau kami rapat dengan ketua TP-PKK kecamatan, baik desa maupun kelurahan, kami selalu menekankan bagaimana memanfaatkan lahan sekitar rumah untuk menanam sayur-sayuran,” ulasnya.
Menurut Linda, pemberian asupan makanan bergizi dapat dilakukan dengan mudah dan dapat dijangkau oleh masyarakat di tingkat kelurahan dan desa di PPU.
“Itu juga meningkatkan ekonomi keluarga, karena ada pemanfaatan lahan sekitar rumah untuk mendapatkan makanan sehat,” imbuhnya. (adv/bro3)