Dinas Pertanian PPU Antisipasi Musim Pancaroba MT Kedua
Dinas Pertanian PPU mempersiapkan Masa Tanam II dengan mitigasi cuaca, pengendalian hama, dan penanganan keasaman tanah untuk memastikan hasil pertanian optimal. (Ilustrasi)

Dinas Pertanian PPU Antisipasi Musim Pancaroba MT Kedua

BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melaksanakan rangkaian persiapan Masa Tanam (MT) kedua dengan mengantisipasi perubahan cuaca, mitigasi hama, dan penanganan tingkat keasaman lahan pangan.

Kepala Dinas Pertanian PPU, Andi Trasodiharto, memastikan kegiatan pertanian di PPU pada MT II telah melalui tahapan sosialisasi dan mitigasi sejak sebelum petani mulai melakukan penanaman.

“Kami lakukan mitigasi itu dari pra tanam sampai panen,” ujar Andi Traso Diharto dalam wawancara baru-baru ini.

Ia menjelaskan bahwa Dinas Pertanian PPU senantiasa mengantisipasi kondisi cuaca dengan berkoordinasi bersama penyuluh pertanian dan para petani.

“Di lapangan, kami sudah menugaskan satu penyuluh untuk setiap kelurahan dan desa,” katanya.

Selain itu, pihaknya menggandeng Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) serta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU.

“Antisipasi kami sudah lakukan, namun tetap melalui pemantauan,” terangnya.

Pihaknya juga memastikan keasaman tanah dengan memberikan bantuan kepada petani, termasuk kapur dan anti-asam.

Ia menyebutkan bahwa bantuan ini merupakan salah satu bentuk kehadiran pemerintah dalam mengurangi keasaman tanah di PPU dan Kalimantan.

“Keasaman tanah ini memang identik dengan kondisi wilayah kita,” katanya.

Andi Traso menambahkan bahwa pemantauan dilaksanakan khususnya di Kecamatan Babulu, yang selama ini menjadi pusat pengembangan pangan PPU.

“Kami juga terus mendorong untuk mengurangi kesulitan para petani terkait kondisi tanah,” tukasnya.

ANTISIPASI SERANGAN HAMA

Menurutnya, penyuluh dan UPT OPT secara proaktif bersinergi dalam melaksanakan tugas-tugas mereka.

“Saya pikir semua tanaman itu mudah terserang hama. Namun, para petani secara otodidak sudah mengantisipasi hal itu dengan bantuan UPT dan penyuluh,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa gerakan pengendalian penyakit dilakukan melalui penyemprotan anti hama secara bersamaan dan pengendalian hama tikus.

“Sudah kita antisipasi, namun penyakit terkadang datangnya tidak menentu,” ucapnya.

Lebih lanjut, Andi Traso menekankan kepada petani tentang mekanisme cara tanam, pemilihan bibit unggul, dan perawatan tanaman pangan sebagai faktor untuk mengantisipasi hama atau penyakit yang biasanya menyerang pertanian di PPU.

“Jadi saya harapkan sistem tanam melalui penyuluhan, seperti sistem tanam jarak, dapat mengurangi serangan penyakit tanaman pangan,” pungkasnya. (adv/bro3)