Menilik Pesona Pasar Tumpah Pringgondani Menarik Wisatawan
Suasana pengunjung bertransaksi dengan para pedagang Pasar Kramat Pringgondani. (BerandaPost.com)

Menilik Pesona Pasar Tumpah Pringgondani Menarik Wisatawan

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Destinasi wisata Pasar Tumpah Pringgondani memikat banyak wisatawan dari berbagai daerah, terutama setiap akhir pekan pada awal bulan. Pada waktu ini, Pasar Tumpah berganti nama menjadi Pasar Kramat, sebuah acara yang mewajibkan para pedagang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengenakan kostum adat dan suku bangsa yang beragam. Hal ini menambah keunikan pasar tersebut.

Kawasan wisata yang mengusung pasar tradisional tempo dulu ini beroperasi setiap akhir pekan dan pada tanggal merah, berlokasi di Gunung Binjai, Kecamatan Balikpapan Timur. Pasar yang hanya muncul pada akhir pekan ini tidak hanya menyajikan kuliner dan kesenian kebudayaan daerah, tetapi juga menawarkan pemandangan kehidupan masyarakat Indonesia zaman dulu.

“Wah, kebetulan bertemu di sini. Saya membawa keluarga ke pasar ini untuk berwisata. Ada yang dari Tanah Grogot dan juga dari Penajam Paser Utara (PPU),” ujar seorang pengunjung, Wartawan Senior dan Eks Pimpinan Balikpapan Pos, Syamsul Munir Asnawi, yang kami temui, Minggu (3/11/2024). Ia bersama ribuan pengunjung lainnya menikmati pagi yang sejuk dalam area pasar seluas sekitar dua hektare.

Berbagai jenis tanaman yang menjulang tinggi mengelilingi pasar yang menjadi destinasi wisata ini. Menciptakan suasana teduh bagi pengunjung.

Pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pringgodani, Maria, menjelaskan bahwa Desa Wisata Kota Beriman ini telah beroperasi lebih dari satu tahun dan masih menjadi magnet tujuan wisata bagi masyarakat, baik dari Kota Balikpapan maupun dari daerah lainnya.

“Sangat beruntung datang hari ini, karena ada event Pasar Kramat. Jadi, kami bisa melihat keunikan para pedagang yang mengenakan berbagai macam pakaian adat Nusantara. Jika pada akhir pekan biasa, mereka mengenakan pakaian khas Jawa,” ucapnya bersama Brand Ambassador Pasar Tumpah Pringgondani, Dyah Ayu Kusuma.

SUMBANG PAD BALIKPAPAN

Maria menyebut bahwa awalnya hanya ada tujuh pedagang atau pelaku UMKM yang hadir untuk pasar ini. Namun, seiring berjalannya waktu, Pasar Tumpah Pringgondani telah memfasilitasi sekitar 200 pedagang.

“Ketika Pasar Tumpah Pringgondani ramai atau viral, bersamaan dengan musim buah, banyak pedagang buah yang hadir. Setelah musim buah berakhir, kini jumlah pedagang tetap ada lebih dari 100 orang,” ulasnya.

Menurut Maria, banyak UMKM yang ingin bergabung, tetapi pihak pengelola perlu melakukan kurasi karena pasar ini awalnya hadir untuk pemberdayaan UMKM lokal.

“Kami merasa senang jika ada lebih banyak UMKM yang ingin bergabung, tetapi dengan konsep awal pemberdayaan lokal, kami utamakan UMKM yang beridentitas dan berdomisili Kelurahan Gunung Binjai,” ungkapnya.

Maria juga menjelaskan bahwa ada beberapa tenan atau pondok yang pengelola sediakan dengan sistem sewa kepada pelaku UMKM yang berminat menempati lokasi yang tersedia. “Itu terbatas dan berbayar. Namun, lapak lainnya gratis,” ucapnya.

Pasar Tumpah Pringgondani terus berbenah. Bahkan, kini pasar ini telah menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan. “Awalnya, tiket masuk area pasar Rp5 ribu, kini menjadi Rp6 ribu,” ucapnya.

“Alhamdulillah, dalam tiga bulan terakhir, pendapatan kami sudah mencapai sekitar Rp11 juta,” imbuhnya.

Meski demikian, masyarakat tetap antusias mengunjungi pasar tersebut. Setibanya pada gerbang utama, pengunjung langsung mendapat sambutan dari dua orang yang mengenakan kostum Gatotkaca dan Srikandi. Setelah melewati petugas tiket, mereka juga menerima penyambutan dari seorang petugas lain yang mengenakan kostum Hanoman atau Kete Putih.

Pengunjung juga pun bisa menikmati hiburan dengan tembang Jawa yang mengalun pelan, sementara setiap ruas jalan telah mendapat nama-nama unik.

TAMBAH FASILITAS PEMANDIAN

Surata Pasar Pringgondani
Dr Surata (tengah) bersama Maria (Kanan) dan Dyah Ayu Kusuma menyambut para pengunjung Pasar Kramat Pringgondani. (BerandaPost.com)

Terpisah, Owner Taman Wisata Pringgondani, Dr. Surata, mengungkapkan rencana untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas Pasar Tumpah Pringgondani.

“Meskipun fasilitas kita sudah ada, tetap terasa kurang. Kami baru saja membangun toilet dengan empat titik, termasuk yang khusus untuk disabilitas dan lansia,” ujar Surata saat menyambut para pengunjung pada tepi gerbang utama.

Pria berkumis ini menyebut bahwa pihaknya melakukan pembenahan fasilitas penunjang Pasar Tumpah Pringgondani secara bertahap. Misalnya, rencana pembangunan aula untuk memfasilitasi tamu yang telah reservasi, sehingga bisa berfungsi sebagai lokasi kegiatan, baik untuk family gathering, pelatihan, dan lain sebagainya. Aula ini juga akan berfungsi sebagai tempat berteduh bagi pengunjung yang datang saat cuaca hujan.

“Selain itu, kami juga sedang membangun kolam pemandian untuk anak-anak TK dan PAUD. Progresnya baru sekitar 40 persen. Kami harap, mudah-mudahan, pada Desember 2024 sudah bisa beroperasi,” jelasnya.

Lebih jauh, pihaknya juga akan melengkapi fasilitas wahana outdoor seperti flying fox dan pemancingan untuk jangka panjang. “Jadi, setelah pembangunan pemandian anak selesai, kami akan melanjutkan dengan fasilitas flying fox,” urainya.

BENAHI AKSES JALAN

Surata bersyukur bahwa Desa Wisata Bukit Pringgondani telah memberikan kontribusi positif bagi PAD Kota Balikpapan. Meskipun terbilang baru dan belum memberikan jumlah yang signifikan, hal ini membuktikan bahwa pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tepat, dengan mengembangkan kawasan untuk para UMKM, dapat memberikan dampak baik tidak hanya bagi masyarakat, tetapi juga bagi daerah.

“Alhamdulillah, pemerintah daerah juga mendukung kami. Kami berharap pemerintah dapat memperbaiki fasilitas jalan yang utama,” tambahnya.

Selain itu, ia berharap pemerintah juga meningkatkan fasilitas publik lainnya, terutama untuk pemenuhan kebutuhan air. “Mudah-mudahan itu bisa segera terealisasi. Sudah kami ukur, kita berdoa semoga pengerjaannya lekas,” pungkasnya. (bro3)