BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Budi daya kepiting terbukti memberikan hasil keekonomian yang lumayan bagi masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budi Daya dan Lingkungan, Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten PPU, Musakkar, menerangkan bahwa hasil budi daya kepiting kini sudah merambah pasar luar daerah.
“Alhamdulillah, kemarin saya mendapat informasi bahwa pengiriman kepiting hasil budi daya sudah sampai ke Batam,” ujar Musakkar, Jumat (25/10/2024) lalu.
Ia menjelaskan bahwa para pembeli berasal dari Kota Balikpapan, Surabaya, hingga Batam. Mereka datang langsung kepada para pembudi daya.
Sebelumnya, Musakkar juga telah menyampaikan bahwa produksi komoditas kepiting untuk Kabupaten PPU mencapai sekitar 400 ton pada semester pertama tahun 2024. Hal ini menunjukkan potensi besar budi daya kepiting yang berasal dari produksi para pembudi daya Benuo Taka.
“Itu semua pengirimannya ke luar daerah,” ungkapnya.
Ia mengimbau agar masyarakat bisa memanfaatkan pekarangan. Meskipun pekarangan rumah terbilang sempit, misalnya hanya dua kali 10 meter persegi.
Dengan memanfaatkan pekarangan, masyarakat tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarga, tetapi juga dapat menghasilkan keekonomian jika pengelolaannya secara tepat.
PENGGEMUKAN DENGAN APARTEMEN KEPITING
Dalam kesempatan itu, Musakkar menerangkan pentingnya peningkatan kapasitas para pembudidaya agar bisa memaksimalkan produktivitas.
Khususnya dengan menerapkan inovasi apartemen kepiting, yaitu budi daya kepiting menggunakan media boks yang penempatannya secara bertingkat seperti apartemen atau rumah susun.
Setiap boks hanya untuk satu kepiting, bertujuan agar proses penggemukan berjalan optimal dan mencegah perilaku saling memangsa antar kepiting.
“Pembudi daya tinggal membeli bibit yang berukuran 300 gram, yang masih berusia 40 sampai 60 persen. Kemudian melakukan proses penggemukan dengan sistem apartemen kepiting,” terangnya.
Menurutnya, penempatan boks-boks apartemen kepiting tidak memerlukan lahan yang terlalu luas.
Masyarakat bisa menempatkan apartemen kepiting pada samping rumah ataupun pekarangan, sembari menjaga kualitas air yang harus selalu mengalir ke setiap boks.
Ia menyarankan agar pembudidaya menyediakan tempat penampungan air payau. Sehingga, jika terjadi pengurangan air, mereka bisa segera menambah kebutuhan air pada apartemen kepiting.
Ia memastikan bahwa pembudi daya dapat lebih banyak menggunakan inovasi tersebut untuk membudidayakan komoditas kepiting.
Selain itu, pembudi daya juga harus memerhatikan pakan sebelum memberikannya kepada kepiting. Setelah sekitar 15 hari proses penggemukan dalam apartemen kepiting, pembudi daya akan mendapatkan keuntungan, mengingat besarnya minat warga luar daerah terhadap komoditas kepiting di Kabupaten PPU.
“Untungnya akan berlipat-lipat,” imbuhnya. (adv/bro3)