BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melaksanakan survei literasi digital. Survei tersebut sebagai langkah awal untuk mendukung penerapan reformasi digitalisasi birokrasi.
Selain itu, survei ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman warga terhadap teknologi informasi dan komunikasi. Sekaligus sebagai bahan dasar dalam merancang program-program pemerintah yang lebih tepat sasaran untuk tahun 2025.
Kepala Bidang Sumber Daya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Statistik, Fitriani, menjelaskan bahwa survei literasi digital ini akan berlangsung secara bertahap hingga akhir tahun 2024. Survei akan mengukur sejauh mana warga memahami dan memanfaatkan teknologi digital. Sekaligus mengidentifikasi tantangan dan kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya informasi dan teknologi.
“Hasil survei akan menjadi bahan dalam langkah pengambilan keputusan strategis perencanaan ke depan,” ungkap Fitriani, Rabu (6/11/2024).
METODE SURVEI DAN CAKUPAN SAMPLING
Fitriani menambahkan, literasi digital merupakan salah satu dari enam pilar dalam Gerakan Literasi Nasional yang merupakan gagasan pemerintah pusat. Dengan demikian, survei ini juga menjadi bagian integral dari program nasional yang bertujuan meningkatkan kualitas literasi warga. Oleh karena itu, selain fokus pada pengumpulan data statistik, survei juga mencakup bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam program ini.
“Jadi, kita kolaborasikan antara penyelenggaraan statistik dan TIK. Hal ini untuk memastikan bahwa program ini dapat berjalan optimal dalam meningkatkan literasi digital warga,” jelasnya.
Survei ini tidak secara menyeluruh seperti sensus penduduk, melainkan dengan metode pengambilan sampel dari warga yang berada pada empat kecamatan Kabupaten PPU. Pihaknya memilih sampel dengan cara yang proporsional agar dapat mewakili sekitar 198.000 jiwa yang tersebar pada wilayah tersebut.
“Untuk survei ini, kami menggunakan kuisioner yang tersebar kepada 400 orang yang mewakili seluruh warga dari empat kecamatan. Sampel ini kami pilih dengan mempertimbangkan margin error 5 persen untuk memastikan akurasi hasil survei,” terangnya.
Fitriani juga menjelaskan, dengan menggunakan metode pengambilan sampel yang cermat, hasil survei ini akan memberikan gambaran yang representatif mengenai tingkat literasi digital. Misalnya, jika tingkat literasi digital warga masih rendah, maka hasil survei ini akan menjadi dasar bagi pihaknya untuk merancang pelatihan-pelatihan khusus guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan digital warga.
MENJADI DASAR PROGRAM KERJA
Selain itu, hasil survei juga akan memengaruhi kebijakan dan berbagai program. Apabila hasil survei menunjukkan masih adanya kekurangan dalam literasi digital warga, maka pihaknya akan merancang program pelatihan dan pengembangan keterampilan teknologi digital, baik untuk warga umum maupun untuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang perlu peningkatan kapasitas dalam bidang TIK.
“Survei ini akan menjadi dasar dalam menyusun program-program peningkatan literasi digital. Kami akan menyesuaikan program pelatihan dengan kebutuhan warga, khususnya tingkat desa dan kelurahan. Jika survei menunjukkan angka yang baik, maka kami bisa melanjutkan dengan program-program yang lebih besar,” kata Fitriani.
Dengan adanya survei ini, Fitriani berharap dapat mengidentifikasi kebutuhan nyata warga PPU dalam hal akses dan pemanfaatan teknologi digital, serta memastikan bahwa setiap warga dapat memperoleh manfaat maksimal dari kemajuan teknologi yang terus berkembang.
“Jika hasil surveinya bagus, berarti kami bisa melanjutkan program-program yang sesuai dengan hasil temuan survei. Namun jika tingkat literasi digital masih rendah, kami akan menyesuaikan dengan program pelatihan yang lebih intensif,” imbuh Fitriani. (adv/bro3)