Bird Race dan Lomba Fotografi Alam Kalimantan di IKN
Peserta Bird Race dan Lomba Fotografi Alam Kalimantan mengabadikan burung yang ia temukan di kawasan Bukit Bengkirai. (Istimewa)

Bird Race dan Lomba Fotografi Alam Kalimantan di IKN

BERANDAPOST.COM, NUSANTARA – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) sukses menyelenggarakan Bird Race dan Lomba Fotografi Lanskap dan Alam pertama untuk Pulau Kalimantan. Kegiatan ini terlaksana pada 14-16 Februari 2025 di Bukit Bengkirai, sebuah hotspot keanekaragaman hayati IKN.

Bird Race adalah pertandingan yang menguji pengetahuan tentang burung. Tim peserta berlomba mencari, mengenali, dan mencatat burung dalam waktu tertentu. Melalui kegiatan ini, Otorita IKN ingin meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pelestarian lingkungan.

Selain itu, acara ini bertujuan memperkenalkan keindahan alam IKN, baik untuk area pembangunan maupun ekosistem alam yang ada pada sekitarnya.

“Kami bangga melihat antusiasme peserta dari berbagai daerah. Mereka datang dengan inisiatif sendiri. Hal ini menunjukkan dukungan masyarakat terhadap pembangunan hijau untuk IKN,” ujar Myrna A. Safitri, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN, Senin (17/2/2025).

Peserta berasal dari berbagai daerah, seperti Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Papua. Tidak hanya itu, mahasiswa, aparatur sipil negara (ASN), sektor swasta, hingga anak-anak sekolah juga mengikuti kegiatan tersebut.

“Keragaman peserta ini mencerminkan perhatian luas terhadap pembangunan lingkungan IKN,” ujar Myrna.

OTORITA IKN SIAPKAN EVENT INTERNASIONAL

Berdasarkan diskusi dengan para peserta dan penyelenggara, ada keinginan untuk menyelenggarakan acara serupa dengan skala lebih besar untuk masa mendatang. Oleh karena itu, Otorita IKN, melalui Kedeputian Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, tengah mempersiapkan Bird Race dan Lomba Fotografi Lanskap dan Alam internasional. Event ini rencananya terlaksana untuk tahun depan, dengan pre-event pada tahun ini.

Selain sebagai ajang pelestarian lingkungan, kegiatan ini juga akan menjadi bagian dari kalender wisata IKN. Sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dapat membantu menjaga kelestarian ekosistem IKN.

“Kami melibatkan anak-anak muda dari masyarakat lokal dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Sehingga, mereka akan lebih memahami pentingnya konservasi lingkungan. Kami berharap acara ini dapat berkembang menjadi inisiatif warga, dan Otorita IKN hanya berperan sebagai pemicu,” tambah Myrna.

Otorita IKN juga berencana mengembangkan database keanekaragaman hayati. Database ini akan memungkinkan masyarakat untuk menambah dan memperbarui informasi mengenai spesies yang ada dalam IKN.

“Setiap orang yang berada di IKN, baik warga maupun pengunjung, dapat menambahkan pengetahuan atau koleksi informasi terkait keanekaragaman hayati. Kami akan menyiapkan database yang dapat diakses bersama. Dengan cara ini, saat berjalan-jalan, kita bisa mencatat atau memotret burung dan mengecek nama spesiesnya,” ujar Myrna.

MENDORONG EKOWISATA

Ketua dan Direktur Manka, Juliarta Bramansa Ottay, yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan ini, melihat adanya peluang besar untuk lebih melibatkan masyarakat pada masa mendatang.

“Kami melihat banyak pengamat burung dan pecinta fotografi datang dari seluruh Indonesia. Kami berharap ini menjadi peluang untuk bersama-sama mengelola IKN, yang sebagian besar akan menjadi hutan,” ungkap Juliarta.

Juliarta menambahkan, ke depan masyarakat tidak hanya dapat menikmati gedung pemerintahan seperti Istana Garuda, tetapi juga kekayaan alam IKN. Hal ini akan menambah daya tarik wisata untuk kawasan tersebut.

Salah satu peserta dari Papua Barat, Baltasar Klau Nahak, menyampaikan pengalamannya. Ia berangkat dari Papua untuk melihat beragam jenis burung yang ada dalam kawasan IKN.

“Kegiatan ini luar biasa karena orang luar sana bisa mengetahui bahwa Kalimantan memiliki banyak jenis burung,” ungkap Baltasar.

Salah satu aspek penting dalam kegiatan ini adalah pengenalan konsep “Citizen Science”. Masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam pengumpulan data lingkungan melalui observasi, pencatatan, dan pemotretan satwa liar. (*/bro2)