BERANDAPOST.COM, JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang merancang aturan untuk mendukung program libur tiga hari seminggu bagi karyawannya.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata yang menjelaskan dirancangnya regulasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan.
“Dari sisi regulasi di Kementerian BUMN sedang kita matangkan,” ujarnya seperti dikutip dari Kabar BUMN yang melansir Antara, Senin (13/5/2024).
Selain regulasi, Kementerian BUMN juga menyiapkan platform digital untuk memuluskan program ini. Menurut Tedi, platform digital tersebut akan segera diluncurkan. Nantiny, karyawan dengan kinerja yang baik akan mendapatkan fasilitas libur ekstra.
“Tentunya well being ini menjadi satu hal kata kunci sekarang ini yang perlu kita perhatikan untuk karyawan-karyawan kita,” ujarnya.
“Dan juga di sisi yang lain, di mana kita ingin produktivitas mereka juga meningkat. Kita perlu inovasi program-program, ini yang sedang kita lakukan di Kementerian BUMN,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara “BUMN Corporate Communications and Sustainability Summit (BCOMSS) 2024” di Jakarta pada 7 Maret lalu, mencetuskan ide libur tiga hari seminggu bagi karyawan BUMN.
Erick menyebutkan bahwa 70 persen generasi muda memiliki masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, Kementerian BUMN mendorong program “compress working schedule”.
Menurut Erick, karyawan BUMN yang telah bekerja lebih dari 40 jam dalam sepekan, memiliki alternatif untuk mengambil libur pada hari Jumat.
“Kita dorong ini bukan mendorong kalian menjadi malas. Bukan tiap hari Jumat libur, ya. Kalau sudah bekerja lebih dari 40 jam dalam minggu itu, kalian bisa register, dalam sebulan dua kali setiap Jumat-nya menjadi alternatif untuk libur. Kita lakukan itu,” tandas Erick Thohir. (*/bro2)
BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Workshop Influencer 1000 Manusia Bercerita berlangsung seru di Balikpapan, Kalimantan Timur. Melibatkan pegiat media sosial khususnya karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Workshop serupa sebelumnya digelar di Jakarta, Magelang, Malang dan Bali. Pelatihan tersebut menyasar influencer BUMN yang mayoritas adalah kalangan milenial atau Generasi Z untuk meningkatkan kesehatan mental alias Mental Health.
“Kita bikin kegiatan supaya teman-teman BUMN, khususnya karyawan bisa bercerita mengenai apa saja yang dikerjakan di BUMN masing-masing,” kata Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Mahendra Sinulingga di Hotel Grand Tjokro Balikpapan, Selasa (27/2/2024) malam.
Menurutnya, banyak hal positif yang bisa diceritakan oleh influencer di lingkungan kerja BUMN kepada publik. Bahkan mereka diajak untuk berkunjung ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Mereka melihat apa saja yang telah dikerjakan oleh pemerintah di IKN, kemajuannya IKN yang nanti akan diinformasikan kepada publik,” ujarnya.
Para peserta turut berkunjung ke Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Sepinggan untuk melihat sistem kerja dan pengisian bahan bakar pesawat di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan.
“Mereka juga bisa menginformasikan kepada publik, apa sih yang telah dikerjakan Pertamina. Tentu mereka bisa ceritakan lewat sosial media,” sambungnya.
Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Mahendra Sinulingga. (BerandaPost.com)
Sedangkan untuk Mental Health, para influencer milenial dan Gen Z mendapat perhatian agar mampu mengelola mental ketika mendapatkan persoalan ataupun tekanan di dunia kerja. Milenial dan Gen Z dianggap rentan terhadap kesehatan mental.
“Informasi yang mereka terima itu banyak banget, dan tekanan mereka juga sangat tinggi,” ungkapnya.
Sehingga Kementerian BUMN melihat para mereka sebagai calon pemimpin di masa depan. “Maka hadirlah kegiatan yang namanya Mental Health,” ucapnya.
Karyawan BUMN diberi pelatihan Mental Health mulai dari meditasi, mengelola emosi dan lain sebagainya. Pola seperti ini dianggap belum terjadi di perusahaan swasta.
“Pak Erick Thohir (Menteri BUMN) melakukan terobosan baru di perusahaan-perusahaan BUMN dimana pun. Ini adalah langkah besar. Mudah-mudahan perusahaan swasta juga melakukan hal serupa,” sebutnya.
Bukan tanpa alasan pelatihan Mental Health diberikan. Pasalnya influencer di BUMN bisa juga mendapat tekanan, bahkan dari luar perusahaan BUMN seperti mendapat kiriman email palsu atau ragam komentar negatif. Termasuk akun media sosial yang tiba-tiba diserang orang tak dikenal.
“Dulu kalau ada yang orang tidak suka sama kita, itu ketemu, ngomong langsung. Kalau sekarang nggak. Cukup bikin akun palsu, meneror lewat sosmed. Semua bisa terjadi dan nggak ada yang tahu,” ujarnya.
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso. (BerandaPost.com)
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menambahkan, karyawan milenial dan Gen Z sangat rentan stres ketika sebagai influencer mereka dihadapkan dengan banyak ekspektasi.
“Sehari-hari mereka melihat media sosial, melihat tokoh yang digambarkan sempurna, kemudian mereka ingin seperti itu,” imbuh Fadjar.
Sehingga para influencer BUMN didorong untuk menjadi diri sendiri karena yang mereka lihat atau saksikan di media sosial adalah dunia maya saja.
“Mulailah untuk jadi diri sendiri, sesuai dengan gaya mereka sendiri, nggak perlu jadi siapa-siapa,” pesannya.
Fadjar mengungkapkan bahwa 60 persen karyawan Pertamina adalah milenial dan Gen Z yang sangat rentan terhadap kesehatan mental. Workshop Influencer pun diisi dengan dialog interaktif bersama para pakar hingga psikolog.
“Tadi juga ada belajar meditasi belajar mengelola emosi. Sehingga harapannya para pekerja Pertamina, kesehatan mentalnya dapat terjaga,” tuturnya.
Pertamina sempat melakukan survei internal untuk mengetahui penyebab anak-anak muda gampang stres. Ternyata Gen Z dan milenial terkadang terlalu banyak mendapatkan pemajanan yang berlebihan atau eksposur dari luar media sosial dan lingkungan sekitarnya.
“Jadi dengan pelatihan ini, diinginkan dapat menjaga kesehatan mental teman-teman di Pertamina supaya produktivitasnya meningkat dan suasana kerjanya kondusif,” harapnya. (bro2)